Kanker ovarium merupakan salah satu jenis kanker yang
paling mematikan yang menyerang sistem reproduksi wanita. Penyakit ini berkembang di ovarium—organ kecil yang terletak di kedua sisi rahim, berfungsi untuk memproduksi sel telur dan hormon wanita seperti estrogen dan progesteron. Kanker ovarium sering disebut sebagai “silent killer” karena gejalanya seringkali tidak terdeteksi hingga mencapai stadium yang lebih lanjut.
Apa Itu Kanker Ovarium?
Jenis dan Tahapan Kanker Ovarium
Kanker ovarium terjadi ketika sel-sel abnormal di ovarium mulai tumbuh secara tidak terkontrol dan membentuk tumor. Terdapat beberapa jenis kanker ovarium, antara lain:
Karsinoma epitelial: Jenis yang paling umum, berasal dari sel epitel yang melapisi permukaan ovarium.
Tumor sel germinal: Berasal dari sel-sel yang memproduksi telur, lebih sering menyerang wanita muda.
Tumor stroma: Terjadi di jaringan yang memproduksi hormon di dalam ovarium.
Kanker ovarium dikelompokkan ke dalam beberapa stadium, dari I hingga IV, tergantung seberapa jauh kanker tersebut menyebar. Stadium I menunjukkan kanker terbatas di ovarium, sedangkan stadium IV menunjukkan bahwa kanker telah menyebar ke organ tubuh lain seperti hati atau paru-paru.
Penyebab dan Faktor Risiko
Siapa yang Berisiko Lebih Tinggi?
Penyebab yang pasti dari kanker ovarium belum diketahui, tetapi terdapat sejumlah faktor yang dapat meningkatkan risikonya:
Usia: Paling sering ditemukan pada wanita yang berusia di atas 50 tahun.
Riwayat keluarga: Memiliki anggota keluarga yang menderita kanker ovarium, payudara, atau usus besar.
Mutasi genetik: Mutasi pada gen BRCA1 dan BRCA2 dapat secara signifikan meningkatkan risiko.
Belum pernah hamil: Wanita yang belum pernah hamil memiliki risiko yang lebih tinggi.
Menstruasi awal dan menopause terlambat: Faktor hormonal ini juga berkontribusi pada peningkatan risiko.
Gejala Kanker Ovarium
Tanda-Tanda yang Sering Terabaikan
Salah satu tantangan utama dalam mengidentifikasi kanker ovarium adalah gejalanya yang samar dan sering kali disalahartikan sebagai gangguan pencernaan biasa. Beberapa gejala yang perlu diwaspadai adalah:
Perut kembung atau perasaan penuh yang terus-menerus
Nyeri panggul atau perut
Sering berkemih
Perubahan pola makan atau penurunan berat badan
Kelelahan yang berlebihan
Gangguan menstruasi
Jika gejala-gejala ini berlangsung lebih dari dua minggu dan tidak membaik, sangat penting untuk melakukan pemeriksaan ke dokter.
Diagnosis dan Pengobatan
Langkah Deteksi Dini dan Pengobatan
Karena sulit untuk dideteksi di awal, kanker ovarium seringkali hanya terdiagnosis setelah menyebar. Metode pemeriksaan yang digunakan antara lain:
Ultrasonografi transvaginal (USG TV): Untuk memeriksa kondisi ovarium.
Tes darah CA-125: Penanda tumor yang sering kali meningkat pada kanker ovarium.
CT scan atau MRI: Untuk memantau penyebaran kanker.
Biopsi: Pengambilan sampel jaringan untuk konfirmasi secara histologis.
Pengobatan kanker ovarium umumnya melibatkan kombinasi:
Pembedahan: Untuk mengangkat ovarium, rahim, dan jaringan yang terpengaruh.
Kemoterapi: Untuk membunuh sel-sel kanker yang tersisa setelah tindakan operasi.
Targeted therapy: Obat yang menargetkan sel kanker secara lebih spesifik.
Imunoterapi: Masih dalam tahap pengembangan untuk beberapa kasus.
Pencegahan dan Harapan Hidup
Menjaga Kesehatan Reproduksi Wanita
Tidak ada metode pasti untuk mencegah kanker ovarium, namun langkah-langkah berikut dapat mengurangi risikonya:
Penggunaan pil KB jangka panjang (di bawah pengawasan medis)
Menyusui
Kehamilan dan melahirkan
Gaya hidup sehat dan rutin memeriksakan diri ke dokter
Bagi wanita yang berisiko tinggi (misalnya pembawa gen BRCA), terkadang disarankan tindakan pembedahan pengangkatan ovarium secara preventif.