Benign Prostatic Hyperplasia (BPH): Pemahaman, Gejala, dan Pengobatan

Hiperplasia Prostat Jinak (BPH), atau yang lebih dikenal

dengan pembesaran prostat jinak, adalah kondisi medis yang umum dialami pria seiring bertambahnya usia. Prostat merupakan kelenjar kecil yang berada di bawah kandung kemih dan di sekitar uretra, yang berfungsi untuk menghasilkan cairan yang membantu transportasi sperma. BPH terjadi ketika sel-sel prostat berkembang secara berlebihan, mengakibatkan pembesaran kelenjar prostat. Meskipun kondisi ini bersifat jinak, pembesaran prostat dapat memberikan tekanan pada uretra dan mengakibatkan gangguan pada aliran urine.

BPH bukanlah kondisi kanker dan tidak meningkatkan

kemungkinan terjadinya kanker prostat. Namun, gejalanya yang mengganggu sering kali membutuhkan penanganan medis untuk meningkatkan kualitas hidup penderita.
Gejala BPH: Kenali Tanda-tandanya
Gejala Utama yang Sering Dialami
Gejala BPH dapat bervariasi tergantung pada tingkat keparahan pembesaran prostat. Beberapa gejala umum yang sering dialami pria dengan BPH meliputi:
Sering buang air kecil: Terutama di malam hari (nokturia), di mana penderita merasa perlu bangun dan buang air kecil lebih sering.
Kesulitan memulai buang air kecil: Prostat yang membesar bisa memberikan tekanan pada uretra, menyebabkan aliran urine terhambat.
Aliran urine yang lemah atau terputus-putus: Hal ini terjadi karena saluran urine tertekan oleh prostat yang membesar.
Perasaan tidak tuntas setelah buang air kecil: Seringkali penderita merasa masih ada urine yang tersisa setelah buang air kecil.
Sensasi terbakar atau nyeri saat buang air kecil: Sebagian pria juga mengalami rasa sakit atau ketidaknyamanan ketika buang air kecil.
Gejala ini dapat bervariasi dari ringan hingga parah. Pada beberapa pria, BPH mungkin tidak menimbulkan gejala yang mengganggu, tetapi bagi sebagian lainnya, kondisi ini dapat sangat mengganggu aktivitas sehari-hari dan kualitas hidup.
Komplikasi yang Dapat Terjadi
Jika BPH tidak ditangani dengan baik, beberapa komplikasi serius dapat berkembang, seperti infeksi saluran kemih (ISK), batu kandung kemih, atau bahkan gagal ginjal. Dalam kasus yang lebih parah, BPH bisa menyebabkan penahanan urine atau ketidakmampuan untuk buang air kecil, yang merupakan keadaan darurat medis.
Penyebab dan Faktor Risiko BPH
Proses Penuaan
Penyebab pasti dari BPH belum sepenuhnya dipahami, tetapi faktor penuaan memainkan peran penting dalam perkembangannya. Seiring bertambahnya usia, kadar hormon pria, terutama testosteron, cenderung menurun. Penurunan kadar hormon ini diyakini dapat memengaruhi kelenjar prostat, menyebabkan pembesaran yang bersifat jinak.
Faktor Genetik
Faktor genetik juga bisa memengaruhi kemungkinan seseorang mengalami BPH. Jika pria memiliki riwayat keluarga dengan masalah prostat, mereka lebih mungkin mengalami kondisi serupa.
Pola Hidup dan Kesehatan
Pola hidup yang kurang sehat, termasuk konsumsi makanan tinggi lemak atau kurangnya aktivitas fisik, juga dapat meningkatkan risiko BPH. Obesitas dan hipertensi juga telah dikaitkan dengan peningkatan kemungkinan pengembangan BPH.
Pengobatan dan Penanganan BPH
Pengobatan Non-Operatif
Untuk kebanyakan pria, BPH dapat diatasi dengan pengobatan yang tidak melibatkan prosedur bedah. Beberapa pilihan pengobatan yang umum digunakan adalah:
Obat-obatan alfa-bloker: Obat ini membantu merelaksasi otot-otot di sekitar prostat dan uretra, mempermudah aliran urine.
Inhibitor 5-alpha-reductase: Obat ini mengurangi ukuran prostat dengan menghambat konversi testosteron menjadi dihidrotestosteron (DHT), hormon yang memengaruhi pertumbuhan prostat.
Pengobatan dengan terapi hormonal atau antimuskarinik: Dapat digunakan untuk membantu mengatur gejala tertentu, seperti frekuensi buang air kecil yang meningkat.
Tindakan Medis yang Lebih Invasif
Jika gejala BPH menjadi semakin berat atau tidak memberikan respon terhadap pengobatan medis, mungkin diperlukan tindakan medis lainnya atau prosedur bedah. Beberapa prosedur yang biasanya dilakukan untuk mengatasi BPH adalah:
Transurethral resection of the prostate (TURP): Prosedur ini melibatkan pengangkatan sebagian jaringan prostat yang membesar melalui uretra.
Laser therapy: Laser digunakan untuk mengecilkan ukuran prostat atau menghancurkan jaringan prostat yang membesar.
Prostatectomy: Dalam kasus yang lebih jarang dan ekstrem, pengangkatan prostat sebagian atau seluruhnya dapat dilakukan.
Pencegahan dan Perawatan Lanjutan
Tidak ada cara yang pasti untuk mencegah BPH, namun menerapkan pola hidup sehat, seperti mengonsumsi makanan bergizi, berolahraga secara rutin, dan menjaga berat badan ideal, dapat membantu mengurangi risiko atau mengurangi gejala yang timbul. Sangat penting untuk melakukan pemeriksaan kesehatan prostat secara rutin, terutama setelah mencapai usia 50 tahun atau jika Anda memiliki faktor risiko lainnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *