
Penyakit Graves merupakan salah satu bentuk penyakit
tiroid autoimun yang membuat kelenjar tiroid memproduksi hormon tiroid dalam jumlah berlebihan. Kondisi ini juga dikenal sebagai hipertiroidisme, yang terjadi ketika tubuh memproduksi hormon tiroid terlalu banyak, yang mengakibatkan percepatan metabolisme. Penyakit Graves dapat memengaruhi berbagai sistem dalam tubuh dan menimbulkan beragam gejala, mulai dari yang ringan hingga parah.
Meskipun penyakit Graves dapat menyerang siapa saja, kondisi ini lebih umum terjadi pada wanita berusia 30 hingga 40 tahun. Pemahaman yang mendalam mengenai penyebab, gejala, dan pengobatan penyakit ini dapat membantu penderita menjalani hidup yang lebih baik.
Apa Itu Penyakit Graves
Definisi Penyakit Graves
Penyakit Graves adalah kondisi autoimun yang timbul ketika sistem kekebalan tubuh menyerang kelenjar tiroid, yang membuat kelenjar ini memproduksi hormon tiroid secara berlebihan. Kelebihan hormon tiroid menyebabkan peningkatan metabolisme tubuh, yang berpotensi memicu berbagai gejala, seperti penurunan berat badan yang cepat, detak jantung yang cepat, dan perasaan cemas.
Kondisi ini dapat menyebabkan pembesaran kelenjar tiroid (yang disebut goiter), serta gejala lain yang terkait dengan hipertiroidisme. Selain itu, penyakit Graves juga bisa memengaruhi mata, menghasilkan kondisi yang dikenal sebagai oftalmopati Graves, yang menimbulkan penampilan mata yang menonjol serta mengalami iritasi.
Penyebab Penyakit Graves
Penyebab pasti dari penyakit Graves belum sepenuhnya diketahui, namun ada beberapa faktor yang diduga dapat meningkatkan risiko pengembangannya:
Faktor genetik: Memiliki riwayat keluarga dengan penyakit Graves atau masalah tiroid lainnya dapat meningkatkan kemungkinan.
Faktor lingkungan: Stres berat atau infeksi tertentu dapat menjadi pemicu, terutama bagi orang yang memiliki kecenderungan genetik sebelumnya.
Hormon: Penyakit Graves lebih umum terjadi pada wanita, yang menunjukkan bahwa hormon mungkin memiliki peran penting dalam timbulnya kondisi ini.
Merokok: Kebiasaan merokok diketahui dapat meningkatkan risiko untuk mengembangkan penyakit Graves, terutama yang berkaitan dengan oftalmopati Graves.
Gejala Penyakit Graves
Gejala Umum Penyakit Graves
Gejala penyakit Graves bervariasi dari satu individu ke individu lainnya, tetapi ada beberapa gejala umum yang sering muncul pada penderita, di antaranya:
Peningkatan metabolisme tubuh: Hal ini mengakibatkan penurunan berat badan meskipun nafsu makan tetap normal atau bahkan bisa meningkat.
Detak jantung cepat (takikardia): Penderita sering merasakan detakan jantung yang cepat atau tidak teratur bahkan saat dalam keadaan santai.
Keringat berlebihan: Penderita mungkin merasa terlalu panas dan mengalami keringat lebih banyak dari biasanya.
Kecemasan dan iritabilitas: Gejala psikologis seperti kecemasan, kegelisahan, dan perubahan suasana hati juga sering terlihat.
Tremor: Tangan atau bagian atas tubuh dapat mengalami getaran atau gemetar.
Kelelahan: Meski metabolisme tubuh meningkat, banyak penderita merasakan kelelahan atau kekurangan energi.
Gejala Spesifik pada Mata (Oftalmopati Graves)
Sekitar 30% dari penderita penyakit Graves mungkin mengalami masalah pada mata yang disebut oftalmopati Graves. Gejalanya antara lain:
Mata menonjol (exophthalmos): Mata bisa tampak lebih menonjol atau keluar dari tempatnya, memberikan tampilan seperti mata yang terbuka lebar.
Iritasi mata: Mata dapat menjadi merah, kering, dan terasa sakit atau seperti ada benda asing di dalamnya.
Penglihatan ganda: Penderita mungkin mengalami kesulitan dengan penglihatan, seperti penglihatan ganda akibat otot mata yang tidak berfungsi dengan baik.
Penyakit Graves dengan oftalmopati Graves dapat mengganggu kehidupan sehari-hari dan memerlukan perawatan medis yang mendesak.
Pengobatan Penyakit Graves
Obat-obatan
Pengobatan utama untuk penyakit Graves adalah penggunaan obat antitiroid, yang dirancang untuk mengurangi produksi hormon tiroid. Beberapa obat yang biasanya dipakai adalah:
Methimazole: Obat yang paling umum dipakai untuk mengurangi produksi hormon tiroid.Propylthiouracil (PTU): Obat lain yang digunakan dalam terapi hipertiroidisme, meskipun penggunaannya tidak sebanyak methimazole.
Beta-blocker: Obat ini dipakai untuk mengatasi gejala yang muncul akibat peningkatan metabolisme, seperti detak jantung yang cepat, tremor, dan kecemasan.
Radioaktif Iodine (Iodine Radioaktif)
Salah satu pilihan untuk menangani penyakit Graves adalah dengan menggunakan iodine radioaktif. Iodine radioaktif berfungsi dengan merusak sebagian jaringan tiroid yang berlebihan, sehingga menurunkan produksi hormon tiroid. Prosedur ini biasanya dilakukan jika pengobatan dengan obat tidak memberikan hasil yang diharapkan atau bila gejalanya sangat parah. Namun, terapi ini mungkin menimbulkan hipotiroidisme (kekurangan hormon tiroid), yang memerlukan terapi dengan hormon tiroid sintetis seumur hidup.
Operasi
Jika pengobatan dengan obat dan terapi iodine radioaktif tidak berhasil atau jika pasien mengalami komplikasi serius, tindakan operasi untuk mengangkat sebagian atau seluruh kelenjar tiroid mungkin menjadi pilihan. Setelah menjalani operasi, pasien umumnya perlu mengganti hormon tiroid dengan tablet hormon tiroid sintetis.
Perawatan untuk Oftalmopati Graves
Bagi mereka yang menderita oftalmopati Graves, pengobatan dapat mencakup:
Kortikosteroid untuk menurunkan peradangan dan pembengkakan di daerah sekitar mata.
Operasi untuk memperbaiki posisi mata jika mata melotot atau jika penglihatan terganggu.
Terapi radiasi untuk mengurangi pembengkakan pada jaringan sekitar mata.
Pencegahan Penyakit Graves
Karena penyakit Graves merupakan kondisi autoimun yang dipengaruhi oleh faktor genetik dan lingkungan, tidak ada metode yang benar-benar efektif untuk mencegahnya. Meski demikian, beberapa langkah dapat membantu mengurangi risiko:
Menghentikan kebiasaan merokok: Merokok bisa meningkatkan kemungkinan terkena penyakit Graves dan masalah terkaitnya, seperti oftalmopati Graves.
Mengelola stres: Mengelola stres dengan cara yang sehat, seperti melalui meditasi atau aktivitas fisik, bisa membantu menurunkan risiko munculnya penyakit ini.
Deteksi dini: Rutin melakukan pemeriksaan kesehatan, terutama bagi mereka yang memiliki riwayat keluarga dengan penyakit autoimun atau gangguan tiroid, dapat membantu mendeteksi penyakit ini lebih awal.