
Atrial Septal Defect (ASD) adalah salah satu kelainan jantung bawaan yang umum ditemukan pada bayi dan anak-anak, tetapi juga dapat bertahan hingga dewasa jika tidak terdeteksi dan ditangani secara tepat. Kondisi ini memengaruhi struktur dinding yang memisahkan dua ruang atas jantung, yaitu atrium kanan dan kiri. Memahami aspek kesehatan ASD, termasuk pengertian, penyebab, gejala, diagnosis, dan penanganannya, sangat penting untuk meningkatkan kualitas hidup penderita dan mencegah komplikasi jangka panjang.
Pengertian dan Penyebab Atrial Septal Defect
Atrial Septal Defect adalah kelainan bawaan yang terjadi ketika ada celah atau lubang pada septum atrium, yaitu dinding pemisah antara atrium kanan dan kiri. Celah ini memungkinkan aliran darah yang tidak normal antara kedua ruang atas jantung tersebut. ASD terbagi menjadi beberapa tipe, seperti tipe ostium secundum, primum, dan sinus venosus, tergantung lokasi dan ukuran lubangnya. Penyebab utama ASD belum sepenuhnya dipahami, namun diduga terkait dengan faktor genetik dan lingkungan selama kehamilan. Paparan terhadap zat berbahaya, infeksi selama kehamilan, atau faktor keturunan tertentu dapat meningkatkan risiko terjadinya ASD pada bayi yang dikandung.
Gejala, Diagnosis, dan Penanganan Kesehatan ASD
Gejala ASD sering kali tidak langsung muncul pada tahap awal, terutama jika lubangnya kecil, dan bisa terdeteksi secara tidak sengaja saat pemeriksaan medis rutin. Pada kasus yang lebih parah, gejala yang muncul meliputi sesak napas, kelelahan berlebihan, pembengkakan pada bagian tubuh tertentu, serta gangguan pertumbuhan pada anak-anak. Diagnosis ASD dilakukan melalui pemeriksaan fisik, pencitraan menggunakan echocardiogram, serta pemeriksaan lain seperti rontgen dada dan elektrokardiogram (EKG). Penanganan kesehatan ASD tergantung pada ukuran dan dampaknya; pada ASD kecil, dokter mungkin hanya menyarankan pengamatan rutin, sedangkan pada ASD besar atau yang menyebabkan gejala serius, prosedur seperti penutupan melalui kateter atau operasi bedah mungkin diperlukan. Penanganan yang tepat dapat mencegah komplikasi seperti gagal jantung atau aritmia jantung di kemudian hari.