Angioedema: Penyebab, Gejala, dan Pengobatannya

Angioedema merupakan suatu kondisi medis yang

menyebabkan pembengkakan pada lapisan bawah kulit, terutama di sekitar wajah, bibir, mata, dan tenggorokan. Kondisi ini dapat muncul dengan tiba-tiba dan bisa berbahaya, tergantung pada tingkat keparahannya. Angioedema sering kali disertai dengan rasa gatal atau sensasi terbakar, dan meskipun beberapa kasusnya ringan, ada juga yang dapat berakibat fatal jika pembengkakan terjadi di tenggorokan dan saluran pernapasan.
Artikel ini akan membahas tentang angioedema, penyebab, gejala, serta cara untuk mengobati dan mencegah kondisi ini.

Apa Itu Angioedema?

Angioedema merupakan pembengkakan cepat yang muncul di bawah kulit, khususnya pada wajah, bibir, tenggorokan, atau area tubuh lainnya. Pembengkakan ini biasanya diakibatkan oleh reaksi alergi, meskipun banyak faktor lain yang dapat memicu kondisi ini. Di sebagian besar kasus, angioedema terjadi bersamaan dengan urtikaria atau gatal-gatal (hives), tetapi juga bisa terjadi tanpa kondisi tersebut.
Pembengkakan yang disebabkan oleh angioedema biasanya timbul secara mendadak dan dapat bertahan dari beberapa menit hingga beberapa jam. Walaupun tidak selalu berbahaya, angioedema yang mempengaruhi tenggorokan bisa menyebabkan kesulitan bernapas yang berisiko tinggi, yang memerlukan bantuan medis segera.

Penyebab Angioedema

Angioedema dapat disebabkan oleh beragam faktor, baik yang bersifat alergi maupun non-alergi. Beberapa penyebab umum angioedema meliputi:
Reaksi Alergi
Angioedema sering kali dipicu oleh reaksi alergi terhadap makanan tertentu, obat-obatan, atau bahan lain yang dapat memengaruhi sistem imun. Alergen umum yang menyebabkan angioedema meliputi:
Makanan seperti kacang, kerang, telur, atau susu
Obat-obatan, seperti antibiotik, aspirin, atau obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID)
Gigitan serangga atau sengatan lebah

Genetik (Angioedema Hereditary)

Pada beberapa individu, angioedema bisa diturunkan dari orang tua melalui mutasi genetik. Jenis ini dikenal dengan angioedema herediter, yang terjadi karena kurangnya atau disfungsi suatu protein bernama C1-inhibitor yang berfungsi mengatur respons peradangan.

Infeksi atau Penyakit Autoimun

Beberapa infeksi atau gangguan autoimun seperti lupus atau rheumatoid arthritis juga dapat menyebabkan angioedema sebagai bagian dari reaksi peradangan tubuh.

Penggunaan Obat Tertentu

Obat-obatan, terutama yang digunakan untuk mengobati hipertensi (seperti ACE inhibitors), dapat memicu angioedema sebagai efek samping. Efek ini dapat muncul dalam beberapa hari setelah pemakaian obat tersebut.

Stres dan Faktor Lingkungan

Stres fisik atau emosional serta perubahan suhu ekstrem juga dapat memperburuk gejala angioedema pada sebagian individu.

Gejala Angioedema

Gejala angioedema bervariasi dari yang ringan hingga yang lebih serius. Beberapa gejala yang biasa terjadi antara lain:
Pembengkakan di Wajah: Pembengkakan pada bibir, mata, atau lidah menjadi gejala utama. Pembengkakan ini biasanya muncul tiba-tiba dan dapat sangat besar.
Kesulitan Bernapas: Jika angioedema terjadi di tenggorokan atau saluran pernapasan, ini dapat mengakibatkan kesulitan bernapas, yang memerlukan penanganan medis secepatnya.
Gatal atau Sensasi Terbakar: Beberapa individu merasakan gatal atau sensasi terbakar pada area yang bengkak.
Pembengkakan pada Tangan, Kaki, atau Perut: Pembengkakan juga bisa terjadi di bagian tubuh lain, seperti tangan, kaki, atau bahkan perut, walaupun ini jarang terjadi.

Pengobatan Angioedema

Pengobatan angioedema tergantung pada penyebab serta sejauh mana keparahan kondisi ini. Berikut adalah beberapa pendekatan yang umum digunakan untuk mengobati angioedema:
Antihistamin
Jika angioedema terjadi karena reaksi alergi, antihistamin dapat membantu mengurangi bengkak dan gatal. Antihistamin berfungsi dengan cara menghalangi dampak histamin, senyawa yang dilepaskan selama reaksi alergi.
Kortikosteroid
Jika bengkak sangat parah, dokter mungkin akan meresepkan kortikosteroid untuk mengurangi peradangan dan pembengkakan. Kortikosteroid sering digunakan untuk menangani angioedema yang lebih serius, terutama yang melibatkan tenggorokan.
Adrenalin (Epinefrin)
Untuk angioedema yang mengancam jiwa, terutama yang mengakibatkan kesulitan bernapas, injeksi adrenalin sering kali diperlukan. Epinefrin bekerja dengan cepat untuk membuka jalan napas dan mengurangi pembengkakan.
Obat untuk Angioedema Hereditary
Jika angioedema disebabkan oleh kelainan genetik, seperti angioedema herediter, pengobatan bisa melibatkan pemberian obat yang meningkatkan kadar C1-inhibitor dalam tubuh untuk mencegah pembengkakan yang berulang. Penghindaran Pemicu
Jika penyebab angioedema sudah diketahui, seperti alergi terhadap makanan atau obat, sangat penting untuk menghindari pemicu tersebut di masa depan. Menghindari alergen dan menggunakan obat yang diresepkan dapat mencegah serangan lebih lanjut.
Pencegahan Angioedema
Untuk mencegah angioedema, langkah-langkah berikut dapat diambil:
Menghindari Alergen: Jika Anda memiliki alergi terhadap makanan, obat, atau bahan tertentu, pastikan untuk menghindarinya dan selalu membawa obat darurat seperti antihistamin atau epinefrin.
Mengelola Stres: Stres dapat menjadi pemicu angioedema pada beberapa orang, jadi teknik relaksasi dan manajemen stres dapat membantu mengurangi risiko.
Pemeriksaan Rutin: Jika Anda memiliki riwayat angioedema atau gangguan autoimun, penting untuk melakukan pemeriksaan rutin dan berkonsultasi dengan dokter untuk penanganan yang lebih baik.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *