
Atrial Septal Defect (ASD) adalah suatu jenis kelainan
jantung yang ada sejak lahir, yang ditandai oleh adanya lubang atau celah di septum atrium — dinding yang memisahkan dua ruang atas jantung (atrium kanan dan kiri). Meskipun biasanya kelainan ini sulit dikenali di awal dan dapat berlangsung tanpa gejala, jika tidak diobati, ASD dapat menimbulkan berbagai masalah serius, seperti tekanan darah tinggi di paru-paru, aritmia, atau gagal jantung. Oleh karena itu, penting untuk melakukan diagnosis dan perawatan yang tepat untuk mencegah masalah dalam jangka panjang. Artikel ini akan menguraikan tentang ASD, penyebabnya, gejalanya, serta berbagai pilihan pengobatan yang ada untuk mengelola kondisi ini.
Apa Itu Atrial Septal Defect?
Atrial Septal Defect adalah tipe kelainan struktural yang ada di jantung sejak lahir. Kondisi ini mengizinkan aliran darah dari atrium kanan menuju atrium kiri, yang dapat mengganggu aliran darah yang normal. Biasanya, septum atrial akan menutup sepenuhnya setelah bayi dilahirkan, tetapi dalam beberapa situasi, celah atau lubang masih ada, yang dikenal dengan istilah ASD. Ukuran lubang ini dapat berbeda-beda, dan bila kecil, mungkin tidak menimbulkan gejala atau masalah kesehatan yang berarti. Namun, jika lubangnya lebih besar, hal ini dapat mengganggu aliran darah, meningkatkan tekanan di paru-paru, dan mempengaruhi fungsi jantung secara keseluruhan.
Penyebab dan Faktor Risiko Atrial Septal Defect
Kelainan Bawaan
Sebagian besar kasus ASD adalah kelainan yang terjadi sejak dalam kandungan saat janin berkembang. Ketidak sempurnaan dalam pembentukan septum atrium menyebabkan adanya celah yang membuat darah dapat mengalir dari atrium kanan ke atrium kiri.
Faktor Genetik
Beberapa faktor genetik dapat berkontribusi pada meningkatnya risiko ASD. Misalnya, jika ada anggota keluarga dekat yang memiliki kelainan jantung, maka kemungkinan bayi juga mengalami ASD menjadi lebih tinggi. Di samping itu, kelainan genetik tertentu seperti sindrom Down, sindrom Noonan, dan sindrom alkohol janin juga dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya ASD.
Paparan Lingkungan
Faktor lingkungan seperti infeksi selama masa kehamilan, penggunaan obat tertentu, atau konsumsi alkohol secara berlebihan juga dapat berdampak pada perkembangan jantung janin, meskipun hal ini jarang menjadi penyebab utama.
Kehamilan yang Tidak Sehat
Kehamilan yang ditandai dengan diabetes atau hipertensi yang tidak terkelola dengan baik dapat meningkatkan risiko berkembangnya kelainan jantung bawaan, termasuk ASD.
Gejala Atrial Septal Defect
Pada sebagian besar kasus, ASD yang kecil tidak menunjukkan gejala dan sering kali terdeteksi secara tidak sengaja saat pemeriksaan medis untuk masalah kesehatan lainnya. Namun, pada kasus ASD yang lebih besar atau yang tidak diobati, gejala lebih serius bisa muncul seiring waktu. Beberapa gejala umum dari ASD adalah:
Sesak Napas
Ketika lebih banyak darah mengalir ke paru-paru, ini dapat menyebabkan sesak napas, terutama saat melakukan aktivitas fisik.
Kelelahan
Penurunan efektivitas pompa jantung bisa mengakibatkan tubuh kekurangan oksigen, yang menyebabkan rasa lelah yang berlebihan.
Pusing atau Pingsan
Karena terganggunya sirkulasi darah, beberapa orang dengan ASD besar mungkin merasakan pusing atau kehilangan kesadaran (sinkop).
Detak Jantung Tidak Teratur
Sejumlah orang dengan ASD dapat mengalami aritmia (detak jantung yang tidak teratur), yang dapat membuat jantung berdetak lebih cepat atau tidak stabil.
Pembengkakan pada Kaki atau Perut
Akibat tekanan berlebih dalam sirkulasi darah, pembengkakan pada kaki atau perut dapat muncul pada individu dengan ASD yang belum didiagnosis atau tidak mendapatkan perawatan.
Diagnosis Atrial Septal Defect
Mendiagnosis ASD biasanya memerlukan sejumlah langkah dan pemeriksaan medis untuk memastikan adanya celah di septum atrial serta mengevaluasi pengaruhnya terhadap kinerja jantung. Beberapa teknik diagnosis yang sering digunakan adalah:
Ekokardiografi (Ultrasonografi Jantung)
Ekokardiografi merupakan metode pemindaian yang memanfaatkan gelombang suara untuk menciptakan gambar jantung. Tes ini sering dipakai untuk mendeteksi ASD dengan memeriksa aliran darah di dalam jantung.
Elektrokardiografi (EKG)
EKG berfungsi untuk mengukur aktivitas listrik dari jantung. Pada individu dengan ASD, EKG bisa menunjukkan adanya masalah irama jantung atau indikasi hipertensi paru.
3. Rontgen Dada
Rontgen dada dapat membantu dokter untuk menilai ukuran jantung dan mencari tanda-tanda pembesaran jantung atau masalah lain yang mungkin berhubungan dengan ASD.
CT Scan atau MRI Jantung
Teknologi pencitraan yang lebih canggih seperti CT scan atau MRI dapat digunakan untuk memberikan pandangan lebih mendetail tentang jantung dan septum atrial.
Pengobatan Defek Septum Atrial
Perawatan untuk ASD bergantung pada ukuran celah, gejala yang terlihat, serta dampaknya terhadap kinerja jantung. Beberapa alternatif pengobatan untuk ASD antara lain:
Pengawasan dan Pemantauan
Bagi banyak pasien dengan ASD kecil yang tidak menunjukkan gejala, pemantauan rutin oleh dokter mungkin cukup. Dalam kondisi ini, seringkali tidak diperlukan tindakan medis kecuali jika gejala berubah.
Medis
Obat seperti diuretik (untuk mengurangi pembengkakan) atau obat untuk mengatur irama jantung dapat diresepkan untuk mengatasi gejala atau komplikasi akibat ASD, seperti gagal jantung atau aritmia.
Prosedur Penutupan Celah
Untuk ASD yang lebih besar atau yang menimbulkan gejala berarti, prosedur penutupan celah melalui kateterisasi jantung dapat dilakukan. Ini melibatkan penggunaan kateter untuk memasukkan alat penutup yang akan menutup celah di septum atrium. Prosedur ini bersifat minim invasif dan biasanya dilakukan pada pasien dengan ASD tanpa masalah komplikasi besar.
Operasi Bedah Terbuka
Dalam kasus yang lebih rumit atau jika penutupan melalui kateter tidak mungkin, operasi bedah terbuka bisa dilakukan untuk menutup celah dengan jahitan atau patch. Ini merupakan pilihan perawatan yang lebih invasif tetapi diperlukan untuk ASD yang lebih besar atau ketika kondisi jantung sangat terganggu.
Prognosis dan Pemulihan
Prognosis untuk pasien dengan ASD tergantung pada ukuran celah, adanya komplikasi, dan waktu perawatan. Sebagian besar pasien yang didiagnosis dan mendapatkan perawatan yang tepat dapat menjalani kehidupan normal tanpa gejala lebih lanjut. Bahkan setelah prosedur penutupan, banyak pasien melanjutkan aktivitas mereka tanpa masalah jantung jangka panjang.
Namun, jika ASD tidak ditangani atau terlambat terdiagnosis, dapat menyebabkan komplikasi serius seperti hipertensi paru atau gagal jantung, yang berdampak pada kualitas hidup serta harapan hidup.