Akalasia adalah gangguan pada sistem pencernaan,
terutama pada esofagus atau kerongkongan, yang memengaruhi kemampuan tubuh untuk menelan makanan dengan lancar. Kondisi ini muncul ketika otot di bawah kerongkongan, yang dikenal sebagai sfingter esofagus bagian bawah (LES), tidak dapat berfungsi dengan baik. Akibatnya, LES tidak dapat rileks dengan normal, sehingga makanan dan cairan tidak dapat masuk dengan mudah ke lambung, menyebabkan rasa nyeri, kesulitan menelan, dan bahkan muntah.
Meskipun nama “Akalasia” lebih sering dikaitkan dengan kondisi medis, banyak orang tidak mengetahui bahwa dalam beberapa budaya, terdapat istilah yang merujuk pada bunga tertentu yang berhubungan dengan akalasia. Bunga ini, meskipun tidak memiliki hubungan langsung dengan penyebab atau pengobatan penyakit tersebut, sering kali menjadi simbol dalam beberapa tradisi yang berfokus pada kesehatan dan kesadaran tubuh.
Bunga yang Dikaitkan dengan Penyakit Akalasia
Bunga Teratai sebagai Simbol Penyembuhan
Di banyak kebudayaan, bunga teratai (seperti Nymphaea) digunakan sebagai simbol penyembuhan dan ketenangan. Meski tidak ada bukti ilmiah yang mengaitkan bunga ini langsung dengan pengobatan akalasia, bunga teratai memiliki makna simbolik dalam konteks kesehatan pencernaan. Teratai dikenal memiliki nilai spiritual dalam berbagai tradisi, dan bunga ini sering dianggap sebagai simbol dari kebangkitan dan pemulihan.
Beberapa orang percaya bahwa visualisasi bunga teratai yang mekar dapat membantu mengurangi stres dan kecemasan, dua faktor yang dapat memperburuk gejala akalasia. Oleh karena itu, bunga teratai mungkin digunakan dalam terapi komplementer atau sebagai bagian dari proses meditasi untuk mengatasi gejala-gejala yang muncul akibat penyakit ini.
Bunga Lavender untuk Relaksasi
Selain teratai, bunga lavender (Lavandula angustifolia) juga sering digunakan dalam pengobatan herbal tradisional untuk mengurangi kecemasan dan menenangkan sistem pencernaan. Bunga lavender dikenal memiliki efek menenangkan yang dapat membantu mengurangi stres, yang pada gilirannya dapat meringankan gejala akalasia yang berhubungan dengan gangguan emosional dan kecemasan. Lavender sering digunakan dalam bentuk minyak esensial, yang dihirup untuk memberikan efek relaksasi pada tubuh.
Penting untuk dicatat bahwa meskipun bunga-bunga ini memiliki sifat menenangkan dan sering digunakan dalam terapi alternatif, mereka tidak menggantikan pengobatan medis yang diperlukan untuk mengobati penyakit akalasia secara langsung.
Bunga Chamomile sebagai Penunjang Kesehatan Pencernaan
Bunga chamomile (Matricaria chamomilla) juga sering dianggap sebagai tanaman yang bermanfaat untuk mendukung sistem pencernaan. Meskipun tidak secara khusus dikaitkan dengan akalasia, chamomile telah lama digunakan untuk meredakan masalah pencernaan seperti gangguan perut dan kram. Banyak orang yang menderita akalasia mengalami masalah pencernaan lainnya, dan teh chamomile adalah salah satu pilihan populer untuk meredakan rasa tidak nyaman di saluran pencernaan.
Chamomile dapat membantu mengurangi peradangan dan memberikan efek menenangkan pada otot-otot di sekitar kerongkongan dan perut, yang bisa bermanfaat bagi penderita akalasia yang mengalami rasa sakit atau ketegangan saat menelan makanan.
Penanganan Medis untuk Akalasia
Meskipun bunga dan tanaman tertentu dapat membantu meredakan gejala atau meningkatkan kesejahteraan mental, penyakit akalasia memerlukan perhatian medis yang lebih mendalam. Beberapa pengobatan medis untuk akalasia meliputi:
Dilatasi Pneumatik
Dilatasi pneumatik merupakan prosedur medis yang diterapkan untuk memperlebar otot LES yang keras dan tidak berfungsi dengan baik. Melalui penggunaan balon kecil yang dimasukkan ke dalam kerongkongan, prosedur ini bertujuan untuk membuka sfingter esofagus yang kaku, sehingga makanan dapat masuk ke dalam lambung dengan lebih mudah.
Obat-obatan
Obat-obatan seperti nitrat atau blocker saluran kalsium dapat dipakai untuk membantu merilekskan otot LES, sehingga mengurangi kesulitan dalam menelan dan memperbaiki aliran makanan ke lambung.
Pembedahan
Dalam beberapa kondisi, prosedur bedah seperti myotomy esofagus bisa dilakukan untuk memotong bagian otot LES yang tidak berfungsi. Ini dapat membantu mengurangi gejala akalasia dalam jangka panjang dan memungkinkan penderita untuk menelan makanan dengan lebih baik.