
Cutaneous Larva Migrans (CLM) merupakan infeksi
parasit yang terjadi ketika larva cacing berjalan di bawah lapisan epidermis manusia. Penyakit ini umumnya dijumpai di kawasan tropis dan subtropis, tetapi juga dapat muncul di tempat lain, terutama pada individu yang bersentuhan langsung dengan tanah atau pasir yang terkontaminasi. Meskipun tidak mematikan, Cutaneous Larva Migrans dapat menimbulkan ketidaknyamanan yang cukup parah dan memerlukan perawatan untuk mengatasi infeksi ini.
Apa Itu Cutaneous Larva Migrans?
Cutaneous Larva Migrans adalah infeksi pada kulit yang disebabkan oleh larva cacing Ancylostoma atau Strongyloides, yang biasanya berada pada anjing atau kucing. Larva ini dapat masuk ke dalam tubuh manusia melalui kulit yang berhubungan dengan tanah atau pasir yang terpapar telur cacing. Ketika larva menembus kulit, mereka bergerak di dalam jaringan kulit dan menimbulkan gejala khas berupa garis atau jejak merah yang perlahan berpindah.
Infeksi ini kerap terjadi di daerah yang memiliki iklim hangat dan lembap, di mana kondisi sanitasi yang buruk dan kontak dengan tanah atau pasir yang terkontaminasi lebih sering terjadi. Umumnya, orang yang lebih rentan terhadap infeksi ini adalah mereka yang berjalan tanpa alas kaki di pantai atau di area yang banyak terdapat hewan peliharaan yang terinfeksi.
Gejala dan Tanda-Tanda Cutaneous Larva Migrans
Salah satu tanda yang mencolok dari Cutaneous Larva Migrans adalah munculnya jalur merah atau lintasan yang berpindah di kulit, biasanya pada bagian kaki atau betis. Gejala ini muncul akibat gerakan larva cacing di bawah kulit manusia. Selain jalur yang bergerak, gejala lain yang mungkin timbul meliputi:
Gatal yang sangat parah di area yang terinfeksi.
Ruam merah atau lecet yang tampak di kulit, sering kali terjadi pada area kaki atau betis.
Peradangan lokal yang dapat menyebabkan kulit menjadi bengkak atau terasa panas saat disentuh.
Nyeri ringan atau rasa tidak nyaman karena pergerakan larva di bawah permukaan kulit.
Gejala ini umumnya mulai muncul beberapa hari hingga minggu setelah larva masuk ke dalam tubuh, dan bisa bertahan selama beberapa minggu jika tidak diobati.
Bagaimana Infeksi Terjadi?
Infeksi terjadi ketika seseorang terpapar pada tanah atau pasir yang memiliki telur cacing yang berasal dari kotoran hewan yang terinfeksi. Telur cacing ini akan menetas menjadi larva yang dapat bergerak melalui lapisan kulit manusia apabila bersentuhan langsung dengan kulit yang terbuka, seperti saat berjalan tanpa alas kaki. Larva kemudian bergerak di bawah kulit, menimbulkan peradangan serta reaksi sistem imun tubuh.
Setelah larva berada di dalam kulit, mereka tidak dapat berkembang menjadi cacing dewasa di dalam tubuh manusia, karena manusia bukanlah inang yang sesuai bagi cacing tersebut. Meskipun demikian, larva tetap bergerak dan dapat menyebabkan rasa gatal serta ruam yang mengganggu.
Pengobatan Cutaneous Larva Migrans
Walaupun Cutaneous Larva Migrans tidak berbahaya bagi jiwa, pengobatan yang tepat sangat penting untuk menghindari larva terus bergerak di dalam kulit serta meredakan gejala. Beberapa metode pengobatan yang umum dilakukan meliputi:
Obat Antiparasit
Obat antiparasit seperti albendazole atau ivermectin sering direkomendasikan untuk membasmi larva penyebab infeksi. Terapi ini sangat efektif dalam menghentikan pergerakan larva dan mengurangi gejala infeksi.
Pengobatan Topikal
Untuk mengurangi rasa gatal dan peradangan, dokter dapat memberikan resep salep kortikosteroid atau antihistamin topikal untuk mengatasi reaksi alergi akibat pergerakan larva di dalam kulit.
Perawatan Simptomatik
Bila gejalanya tidak terlalu berat, beberapa kasus Cutaneous Larva Migrans bisa sembuh dengan sendirinya dalam beberapa minggu. Namun, tetap dianjurkan untuk mendapatkan pengobatan medis agar dapat mengurangi rasa tidak nyaman dan mencegah terjadinya komplikasi lebih lanjut.
Pencegahan dan Perlindungan dari Cutaneous Larva Migrans
Pencegahan sangat penting untuk menghindari terjadinya infeksi Cutaneous Larva Migrans. Beberapa langkah yang bisa diambil untuk mencegah penularan infeksi ini antara lain:
Hindari berjalan tanpa alas kaki di pantai atau tempat-tempat dengan banyak hewan peliharaan, terutama di wilayah tropis atau subtropis.
Kenakan alas kaki yang dapat melindungi kaki dari sentuhan langsung dengan tanah atau pasir yang mungkin terkontaminasi.
Cuci tangan dan kaki dengan sabun setelah beraktivitas di luar, terutama jika telah bersentuhan dengan tanah atau pasir.
Jaga kebersihan lingkungan dengan memeriksa dan membersihkan area yang sering dikunjungi hewan peliharaan, serta memastikan hewan peliharaan mendapatkan perawatan kesehatan yang memadai.