Glomerulonefritis adalah peradangan yang terjadi pada
glomerulus, yaitu sekumpulan pembuluh darah kecil di ginjal yang berfungsi menyaring limbah dan kelebihan cairan dari darah. Saat glomerulus mengalami peradangan, fungsi penyaringan ginjal akan terpengaruh, yang mengakibatkan penumpukan limbah berbahaya di dalam tubuh. Jika tidak ditangani dengan baik, glomerulonefritis dapat berkembang menjadi gagal ginjal. Artikel ini akan membahas definisi, gejala, penyebab, serta pengobatan glomerulonefritis.
Apa Itu Glomerulonefritis?
Glomerulonefritis (juga dikenal sebagai glomerulitis) merupakan kondisi peradangan pada glomerulus yang dapat bersifat akut (muncul secara tiba-tiba) atau kronis (berkembang secara perlahan dalam jangka waktu yang lama). Ginjal memiliki jutaan glomerulus yang setiap harinya menyaring darah. Jika glomerulus mengalami kerusakan, maka kemampuan ginjal untuk melakukan penyaringan darah dengan efisien akan terganggu.
Penyakit ini dapat muncul secara mandiri atau menjadi bagian dari penyakit sistemik lainnya, seperti lupus atau diabetes. Glomerulonefritis juga bisa dipicu oleh infeksi, penyakit autoimun, atau faktor genetik.
Gejala Glomerulonefritis
Gejala glomerulonefritis dapat bervariasi tergantung pada apakah kondisinya akut atau kronis. Beberapa gejala umum yang sering terlihat antara lain:
Urine Berubah Warna
Salah satu ciri khas glomerulonefritis adalah perubahan warna urine menjadi merah muda atau kecokelatan, yang disebabkan oleh adanya darah dalam urine (hematuria).
Pembengkakan
Penderita sering mengalami pembengkakan (edema), terutama pada wajah, tangan, perut, dan kaki. Ini terjadi akibat retensi cairan akibat menurunnya fungsi ginjal.
Tekanan Darah Tinggi
Peradangan pada glomerulus dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah akibat gangguan dalam pengaturan cairan dan elektrolit di dalam tubuh.
Urine Berbusa
Urine yang berbusa menunjukkan adanya protein dalam urine (proteinuria), yang menandakan kerusakan pada glomerulus.
Kelelahan dan Mual
Ketika limbah tidak disaring dengan baik oleh ginjal, tubuh akan memperlihatkan gejala seperti kelelahan, mual, dan kurang nafsu makan.
Penyebab Glomerulonefritis
Penyebab glomerulonefritis sangat bervariasi, tergantung pada jenis dan bentuk peradangannya. Berikut beberapa penyebab umum:
Infeksi
Infeksi bakteri seperti streptokokus yang tidak ditangani dengan benar dapat menyebabkan glomerulonefritis pascainfeksi. Ini biasanya terjadi beberapa minggu setelah infeksi tenggorokan atau kulit.
Penyakit Autoimun
Penyakit seperti lupus erythematosus sistemik (SLE) dan vaskulitis autoimun dapat menyebabkan sistem kekebalan menyerang jaringan ginjal, yang memicu peradangan pada glomerulus.
Kondisi Genetik
Beberapa kasus glomerulonefritis diwariskan dalam keluarga, seperti sindrom Alport yang memengaruhi struktur glomerulus akibat mutasi genetik.
Penyakit Kronis
Diabetes dan hipertensi yang tidak terkontrol dalam jangka waktu lama dapat mengakibatkan kerusakan ginjal kronis yang perlahan-lahan menyerang glomerulus.
Pengobatan dan Penanganan
Penanganan glomerulonefritis tergantung pada penyebab dan tingkat keparahannya. Pengobatan bisa mencakup:
Penggunaan Obat-obatan
Dokter biasanya meresepkan obat antiinflamasi, kortikosteroid, atau imunosupresan untuk mengurangi peradangan. Jika disebabkan oleh infeksi, antibiotik juga bisa diberikan.
Kontrol Tekanan Darah
Penggunaan obat antihipertensi seperti ACE inhibitor atau ARB sangat penting untuk menjaga tekanan darah dan mencegah kerusakan lebih lanjut pada ginjal.
Perubahan Gaya Hidup
Mengurangi konsumsi garam, protein, dan cairan dapat membantu meringankan beban kerja ginjal. Diet sehat yang disarankan oleh ahli gizi sangat penting dalam mengelola penyakit ini.
Dialisis atau Transplantasi
Pada kasus glomerulonefritis kronis yang telah mengakibatkan gagal ginjal, pasien mungkin memerlukan cuci darah (dialisis) atau transplantasi ginjal untuk bertahan hidup.
Pencegahan dan Deteksi Dini
Meskipun beberapa bentuk glomerulonefritis tidak dapat dicegah, menjaga kesehatan secara umum sangatlah penting. Berikut beberapa tips untuk pencegahan:
Segera mengobati infeksi tenggorokan atau kulit.
Mengatur tekanan darah dan kadar gula darah.
Memelihara pola makan yang sehat dan gaya hidup yang aktif.
Secara rutin memeriksa fungsi ginjal, terutama jika ada riwayat keluarga.