Hidung yang tersumbat, atau yang juga dikenal dengan
istilah kongesti hidung, adalah kondisi dimana aliran udara melalui hidung terhalang akibat pembengkakan jaringan di dalam rongga hidung. Penyebabnya sering kali adalah peradangan, alergi, atau infeksi. Meski tampak sepele, hidung tersumbat bisa sangat mengganggu, terutama saat tidur, berbicara, atau berolahraga.
Kondisi ini dapat dialami oleh siapa saja, dari bayi hingga orang dewasa, dan dapat berlangsung untuk waktu yang singkat (akut) atau lama (kronis), tergantung dari penyebabnya.
Penyebab Hidung Tersumbat
Infeksi Saluran Pernapasan Atas
Penyebab yang paling umum dari hidung tersumbat adalah infeksi virus, seperti flu atau pilek. Virus menyebabkan peradangan pada membran mukosa di hidung, yang menyempitkan saluran udara. Selain itu, tubuh juga memproduksi lebih banyak lendir (ingus) sebagai respons terhadap infeksi, yang semakin memperburuk penyumbatan.
Alergi
Alergi terhadap debu, serbuk sari, bulu hewan, atau udara dingin juga dapat memicu rhinitis alergi, yang mengakibatkan pembengkakan di hidung. Gejalanya biasanya disertai dengan bersin-bersin, mata berair, serta rasa gatal di tenggorokan atau telinga.
Polip Hidung dan Deviasi Septum
Dalam beberapa kasus, polip hidung (pertumbuhan jaringan non-kanker) atau deviasi septum (pembengkokan dinding pemisah lubang hidung) juga dapat menyebabkan sumbatan jangka panjang. Kondisi ini umumnya memerlukan evaluasi medis lebih lanjut dan mungkin memerlukan tindakan pembedahan.
Faktor Lainnya
Udara kering atau polusi.
Konsumsi alkohol atau makanan pedas.
Kehamilan, karena perubahan hormon bisa menyebabkan pembengkakan jaringan hidung.
Penggunaan obat semprot hidung berlebihan (rebound congestion).
Gejala dan Dampak Hidung Tersumbat
Gejala yang Umum Dirasakan
Kesulitan bernapas melalui hidung.
Tidur terganggu, sering mendengkur.
Penurunan kemampuan penciuman.
Sakit kepala yang ringan.
Suara terdengar “bindeng” atau berat.
Apabila hidung tersumbat berlangsung lebih dari 10 hari atau disertai demam tinggi, nyeri wajah, atau lendir berwarna kuning-hijau pekat, mungkin sudah terjadi infeksi sinus (sinusitis) dan perlu diperiksa lebih lanjut.
Dampaknya terhadap Kualitas Hidup
Walaupun bukan kondisi yang berbahaya, hidung tersumbat dapat mengganggu tingkat produktivitas dan kualitas tidur. Anak-anak yang mengalami hidung tersumbat kronis juga bisa mengalami kesulitan dalam belajar dan berbicara, terutama jika disebabkan oleh alergi atau pembesaran adenoid.
Cara Mengatasi Hidung Tersumbat
Perawatan Rumahan
Uap hangat: Menghirup uap dari air panas dapat membantu melembapkan rongga hidung dan melonggarkan lendir.
Minum cukup air: Membantu mengencerkan lendir di saluran pernapasan.
Cuci hidung dengan larutan saline: Membantu membersihkan rongga hidung dari lendir dan alergen.
Tidur dengan posisi kepala lebih tinggi: Mengurangi tekanan di saluran pernapasan atas saat tidur.
Obat-obatan
Dekongestan (tablet atau semprot): Mengurangi pembengkakan pada pembuluh darah di hidung.
Antihistamin: Untuk hidung tersumbat yang disebabkan oleh alergi.
Obat semprot kortikosteroid: Efektif untuk hidung tersumbat kronis, khususnya akibat polip atau alergi.
Penggunaan obat semprot hidung tidak boleh melebihi 3–5 hari karena dapat menyebabkan ketergantungan dan memperparah gejala (rebound effect).
Kapan Harus ke Dokter?
Segera periksakan diri ke dokter jika:
Hidung tersumbat berlangsung lebih dari dua minggu.
Disertai demam tinggi dan nyeri wajah.
Terjadi gangguan penciuman yang menetap.
Ada darah saat membuang ingus secara berulang.