Untuk mengurangi emisi karbon dan mendukung tujuan emisi nol bersih Indonesia, Kementerian Perindustrian telah mulai menerapkan teknologi penangkapan dan pemanfaatan karbon (CCU). Diharapkan teknologi ini akan membantu mengurangi kerusakan lingkungan yang disebabkan oleh industri, yang merupakan sumber utama emisi gas rumah kaca.
Bagaimana cara kerja CCU?
1.Apa itu teknologi CCU? Penangkapan dan pemanfaatan karbon (CCU) adalah teknologi yang menangkap karbon dioksida (CO₂) yang dipancarkan oleh industri sebelum dilepaskan ke atmosfer. Setelah ditangkap, CO2 dapat digunakan kembali untuk berbagai keperluan, seperti proses industri, produksi bahan bakar sintetis, dan bahkan konstruksi.
Tidak seperti penangkapan dan penyimpanan karbon (CCS), yang hanya menyimpan CO2 di bawah tanah, CCU memberikan nilai tambah dengan mengubah CO2 menjadi produk yang berguna. Hal ini membuat CCU sangat menarik baik secara ekonomi maupun lingkungan.
Tantangan dan jalan ke depan
Meskipun prospeknya menjanjikan, masih banyak tantangan dalam penerapan CCU di Indonesia, seperti:
Biaya tinggi: Teknologi CCU memerlukan investasi awal yang tinggi dan oleh karena itu memerlukan dukungan keuangan dari pemerintah dan sektor swasta. Infrastruktur skala kecil: Infrastruktur yang memadai diperlukan untuk menangkap, mengangkut, dan menggunakan CO2.
Undang-undang pendukung: Pemerintah harus memberlakukan undang-undang yang mendukung penerapan CCU, termasuk standar emisi dan insentif perusahaan.
berhenti
Teknologi CCU menyediakan cara baru untuk mengurangi emisi karbon dari pabrik dan menciptakan manfaat ekonomi baru. Dengan dukungan pemerintah dan kolaborasi dari industri serta lembaga penelitian, Indonesia dapat memainkan peran utama dalam penggunaan teknologi baru yang ramah lingkungan. CCU berkomitmen tidak hanya untuk mengurangi emisi gas rumah kaca tetapi juga menciptakan lapangan kerja di masa depan.
Mengapa CCU penting bagi perusahaan? Sektor industri, terutama industri berat seperti semen, baja, dan petrokimia, merupakan sumber emisi gas rumah kaca yang signifikan. Menurut Kementerian Perindustrian, sektor industri menyumbang 25% dari total emisi CO2 Indonesia. Oleh karena itu, mengurangi emisi dari sektor ini sangat penting untuk mencapai target pengurangan emisi global.
CCU menyediakan solusi praktis karena:
Diskon pengiriman: Dengan menangkap karbon dioksida sebelum dilepaskan ke atmosfer, CCU mengurangi emisi karbon. Menciptakan nilai ekonomi: CO2 yang ditangkap juga dapat digunakan untuk menghasilkan produk berharga seperti bahan kimia, bahan bakar, atau bahan bangunan.
Skalabilitas: Teknologi CCU dapat diintegrasikan ke dalam proses industri yang ada tanpa memerlukan perubahan struktural besar.
Berdirinya CCU di Indonesia
Kementerian Perindustrian telah meluncurkan beberapa proyek percontohan untuk menguji efektivitas CCU di sektor industri. Beberapa pekerjaan yang telah diselesaikan antara lain:
Kolaborasi dengan Industri: Kementerian bekerja sama dengan perusahaan industri besar untuk menggunakan CCU dalam operasi mereka. Dalam industri semen, misalnya, CO2 yang ditangkap dapat digunakan untuk mempercepat pengerasan beton.
Dukungan penelitian dan pengembangan: Pemerintah mempromosikan penelitian dan pengembangan keterampilan CCU melalui pendanaan dan kolaborasi dengan universitas dan lembaga penelitian.
Insentif Industri: Kementerian menawarkan insentif seperti keringanan pajak atau subsidi kepada perusahaan yang menggunakan teknologi CCU.
Manfaat lingkungan dan ekonomi dari CCU
Penerapan teknologi CCU tidak hanya bermanfaat bagi lingkungan, tetapi juga bagi perekonomian Indonesia. Beberapa manfaatnya meliputi:
Perubahan iklim: CCU dapat membantu Indonesia mencapai tujuannya untuk mengurangi emisi karbon sebesar 29% pada tahun 2030, sejalan dengan komitmennya terhadap Perjanjian Paris.
Penciptaan lapangan kerja: Pembangunan dan implementasi CCU membutuhkan pekerja profesional dan terampil, yang dapat menciptakan lapangan kerja baru.
Keragaman produk: Dengan menggunakan CO2 sebagai bahan baku, perusahaan dapat menciptakan produk baru bervolume tinggi seperti biofuel dan bahan kimia lingkungan.