Kista Baker: Si Benjolan di Belakang Lutut yang Sering Terabaikan

Kista Baker, yang juga dikenal dengan nama kista

popliteal, adalah akumulasi cairan di bagian belakang lutut yang membentuk benjolan mirip balon kecil. Kista ini terbentuk ketika cairan sinovial—cairan pelumas sendi—terakumulasi dan terdorong keluar dari sendi lutut menuju jaringan lunak di sekitarnya. Peristiwa ini biasanya terjadi akibat masalah pada sendi lutut seperti arthritis atau cedera.
Walaupun tidak secara langsung berbahaya, Kista Baker dapat menimbulkan rasa tidak nyaman, khususnya saat berjalan, membungkuk, atau meluruskan lutut. Dalam situasi yang lebih parah, kista ini berisiko pecah dan menyebabkan rasa sakit mirip dengan gejala trombosis vena dalam (DVT).
Penyebab dan Faktor Risiko
Apa yang Menyebabkan Kista Baker
Kista Baker bukanlah penyakit utama, melainkan merupakan tanda dari masalah lain di sendi lutut, di antaranya:
– Osteoartritis: Suatu kondisi yang menyebabkan keausan pada tulang rawan lutut yang sering dialami oleh orang dewasa.
– Artritis reumatoid: Penyakit autoimun yang menyerang area sendi.
– Cedera lutut: Seperti robekan meniskus atau ligamen yang menimbulkan peradangan.
– Produksi cairan sinovial berlebih: Sebagai respons tubuh terhadap peradangan atau cedera.
Cairan sinovial yang berlebihan ini kemudian terdorong ke belakang lutut dan membentuk kista.

Siapa yang Berisiko?

Kelompok yang lebih berisiko mengalami Kista Baker antara lain:
Orang dewasa di atas usia 40 tahun
Penderita artritis (osteoartritis atau artritis reumatoid)
Atlet atau individu dengan aktivitas fisik tinggi yang rentan terhadap cedera lutut
Individu yang pernah mengalami trauma pada lutut
Gejala Kista Baker
Tanda-Tanda yang Perlu Diwaspadai
Tidak semua individu dengan kista Baker mengalami gejala. Namun, jika gejalanya muncul, umumnya berupa:
Benjolan lunak di belakang lutut
Rasa kaku atau nyeri saat membungkuk atau meluruskan lutut
Pembengkakan pada bagian belakang lutut dan betis
Kadang terasa seperti ada tekanan atau sesak saat berdiri dalam waktu lama
Rasa nyeri menjalar hingga betis, terutama jika kista mengalami pecah
Penting untuk membedakan gejala kista Baker dengan pembekuan darah (DVT) karena keduanya dapat tampak mirip. Oleh karena itu, sangat disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter.
Diagnosis dan Pengobatan
Cara Mendiagnosis Kista Baker
Dokter biasanya akan melakukan pemeriksaan fisik dan memesan beberapa tes tambahan untuk memastikan diagnosis:
Ultrasonografi (USG) – untuk mengevaluasi ukuran dan isi kista.
MRI – membantu mengetahui kerusakan struktur yang ada di dalam lutut.
X-ray – untuk memeriksa kondisi tulang dan sendi.
Pilihan Pengobatan
Kista Baker dapat hilang dengan sendirinya jika penyebab utamanya ditangani. Beberapa opsi terapi termasuk:
Obat antiinflamasi: Untuk meredakan nyeri dan peradangan.
Kompres dingin dan elevasi: Untuk mengurangi pembengkakan.
Fisioterapi: Membantu meningkatkan mobilitas lutut dan memperkuat otot yang mendukung.
Aspirasi: Mengeluarkan cairan dari kista dengan menggunakan jarum suntik.
Injeksi kortikosteroid: Diberikan langsung ke sendi untuk mengurangi peradangan.
Operasi pengangkatan: Jika kista terlalu besar, menimbulkan nyeri, atau menyebabkan gangguan gerak.
Namun, jika penyebab seperti robekan meniskus atau osteoartritis tidak ditangani, kista mungkin akan muncul kembali.
Pencegahan dan Tips Perawatan
Bisakah Kista Baker Dicegah
Meskipun tidak selalu dapat dipastikan pencegahannya, beberapa langkah dapat dilakukan untuk mengurangi risiko:
Menjaga berat badan ideal untuk mengurangi tekanan pada lutut
Rutin berolahraga ringan seperti berenang atau berjalan kaki
Menghindari cedera lutut dengan melakukan pemanasan sebelum berolahraga
Segera periksakan diri ke dokter jika mengalami nyeri lutut yang berulang

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *