
Dermatitis numularis, juga dikenal sebagai dermatitis circular atau dermatitis diskoid, merupakan salah satu jenis dermatitis yang sering menimbulkan ketidaknyamanan pada penderitanya. Kondisi ini sering kali disalahartikan dengan kondisi kulit lain karena penampilannya yang khas berupa bercak bulat atau oval berukuran kecil hingga besar. Meski tidak berbahaya secara serius, dermatitis ini dapat menyebabkan rasa gatal, iritasi, dan ketidaknyamanan yang cukup mengganggu aktivitas sehari-hari. Pemahaman yang tepat mengenai kondisi ini sangat penting agar penanganan yang dilakukan bisa efektif dan tepat sasaran. Artikel ini akan membahas secara lengkap mengenai kesehatan dermatitis numularis, mulai dari pengertian, penyebab, gejala, faktor risiko, diagnosis, perbedaan dengan kondisi kulit lain, pengobatan, perawatan rumahan, pencegahan, hingga perkembangan penelitian terbaru.
Pengertian Dermatitis Numularis dan Ciri-cirinya
Dermatitis numularis adalah bentuk dermatitis atopik yang ditandai dengan munculnya bercak-bercak kulit berbentuk bulat atau oval yang bersifat inflamasi. Kondisi ini biasanya muncul pada lapisan kulit bagian luar, seperti lengan, tungkai, dan punggung. Ciri utama dari dermatitis ini adalah bercak berwarna merah, bersisik, dan sering kali disertai dengan rasa gatal yang intens. Bercak-bercak ini umumnya berukuran kecil, namun bisa berkembang menjadi lebih besar dan menyatu membentuk pola yang lebih luas. Pada beberapa kasus, bercak ini dapat menyebabkan kulit menjadi pecah-pecah dan terasa kering, serta lebih rentan terhadap infeksi sekunder. Dermatitis numularis tidak menular dan seringkali muncul secara perlahan dengan durasi tertentu, bisa berlangsung berminggu-minggu atau berbulan-bulan. Penampilan bercak yang khas ini menjadi salah satu indikator utama dalam mengenali kondisi ini.
Selain bentuknya yang khas, dermatitis numularis juga memiliki ciri-ciri lain seperti adanya pembengkakan ringan di area bercak, serta perubahan tekstur kulit yang menjadi lebih kasar dan bersisik. Pada beberapa individu, bercak ini dapat menimbulkan rasa nyeri atau perih, terutama jika kulit mengalami iritasi lebih lanjut akibat garukan atau gesekan. Perubahan warna kulit di area bercak bisa bervariasi dari merah cerah hingga ke coklat keabu-abuan setelah proses inflamasi mereda. Pada tahap lanjut, bercak-bercak ini dapat meninggalkan bekas yang sulit hilang jika tidak ditangani dengan baik. Ciri-ciri ini penting untuk dikenali agar diagnosis dini dapat dilakukan dan penanganan yang tepat bisa segera dilakukan.
Penyebab Utama Terjadinya Dermatitis Numularis
Penyebab utama dermatitis numularis belum sepenuhnya dipahami secara pasti, namun sejumlah faktor diyakini berperan dalam munculnya kondisi ini. Salah satu faktor utama adalah reaksi alergi terhadap iritasi tertentu seperti bahan deterjen, sabun keras, atau bahan kimia lain yang bersentuhan langsung dengan kulit. Selain itu, faktor lingkungan seperti cuaca dingin dan kering dapat memperburuk kondisi kulit dan memicu munculnya bercak-bercak dermatitis. Kondisi kulit yang kering dan kurang lembap juga meningkatkan risiko terjadinya dermatitis numularis karena kulit menjadi lebih rentan terhadap iritasi dan inflamasi.
Faktor internal seperti riwayat dermatitis atopik, asma, atau alergi lainnya juga berperan sebagai predisposisi. Sistem imun yang terlalu sensitif terhadap rangsangan tertentu dapat memicu reaksi inflamasi yang menyebabkan bercak-bercak muncul di kulit. Selain itu, stres emosional dan kelelahan juga diduga dapat memperburuk kondisi ini karena mempengaruhi sistem imun tubuh. Penggunaan obat-obatan tertentu seperti kortikosteroid topikal dalam jangka panjang juga dapat memicu munculnya dermatitis ini sebagai efek samping. Faktor keturunan atau genetika pun turut berperan karena predisposisi terhadap kondisi kulit sensitif dan reaktif.
Gejala yang Umum Dikenali pada Dermatitis Numularis
Gejala utama dermatitis numularis adalah munculnya bercak-bercak bulat atau oval yang bersifat inflamasi di kulit. Bercak ini biasanya berwarna merah atau keunguan dan bersisik, serta terasa gatal yang cukup intens. Gatal yang muncul sering kali menyebabkan penderita menggaruk area tersebut, yang dapat memperparah iritasi dan meningkatkan risiko infeksi sekunder. Pada beberapa kasus, bercak-bercak ini bisa membengkak dan terasa nyeri, terutama jika terjadi gesekan atau iritasi lebih lanjut. Gejala lain yang sering muncul adalah kulit menjadi kering dan bersisik, serta tampak pecah-pecah di bagian tepinya.
Selain itu, bercak dermatitis numularis dapat menyebar ke area kulit lain secara perlahan, membentuk pola yang cukup khas dengan bercak-bercak yang saling berdekatan. Pada beberapa individu, bercak ini dapat menimbulkan rasa tidak nyaman yang cukup mengganggu aktivitas sehari-hari, terutama saat terjadi intensitas gatal yang tinggi. Gejala bisa memburuk pada kondisi cuaca dingin dan kering, serta saat kulit mengalami iritasi akibat gesekan atau kontak langsung dengan bahan iritan. Meskipun tidak berbahaya secara medis, gejala yang tidak tertangani dengan baik dapat menyebabkan ketidaknyamanan dan memperburuk kualitas hidup penderita.
Faktor Risiko yang Meningkatkan Kemungkinan Terkena Dermatitis Numularis
Beberapa faktor risiko dapat meningkatkan kemungkinan seseorang mengalami dermatitis numularis. Salah satunya adalah riwayat keluarga yang memiliki penyakit kulit atopik seperti dermatitis atopik, asma, atau rhinitis alergi. Faktor genetik ini membuat kulit menjadi lebih sensitif dan mudah bereaksi terhadap rangsangan luar. Kondisi kulit kering dan kurang lembap juga merupakan faktor risiko utama karena kulit yang kering lebih rentan terhadap iritasi dan inflamasi.
Lingkungan yang ekstrem, seperti cuaca dingin dan kering, dapat memperburuk kondisi kulit dan memicu munculnya dermatitis numularis. Paparan bahan kimia iritatif seperti deterjen, sabun keras, atau bahan kimia lain yang bersentuhan langsung dengan kulit juga meningkatkan risiko. Selain itu, stres emosional dan kelelahan dapat mempengaruhi sistem imun dan memperparah kondisi kulit. Kebiasaan menggaruk area kulit yang gatal secara berlebihan juga dapat memperburuk kondisi dan memperbesar peluang terjadinya infeksi sekunder. Faktor usia juga berperan karena dermatitis ini lebih umum ditemukan pada dewasa dan orang lanjut usia.
Diagnosis Dermatitis Numularis oleh Tenaga Medis Profesional
Diagnosis dermatitis numularis biasanya dilakukan oleh dokter kulit melalui pemeriksaan klinis langsung. Tenaga medis akan melakukan wawancara untuk mengetahui riwayat kesehatan pasien, termasuk gejala yang dirasakan, faktor pemicu, dan riwayat alergi atau dermatitis sebelumnya. Setelah itu, pemeriksaan fisik akan dilakukan dengan memeriksa bercak-bercak kulit yang khas berupa bercak bulat atau oval berwarna merah, bersisik, dan gatal. Tidak jarang, dokter juga akan melakukan pemeriksaan tambahan seperti tes alergi atau biopsi kulit untuk memastikan diagnosis dan menyingkirkan kondisi lain yang serupa.
Tes alergi dapat membantu mengidentifikasi faktor pemicu tertentu yang memperparah dermatitis. Biopsi kulit, meskipun jarang diperlukan, dapat dilakukan jika diagnosis sulit atau untuk menyingkirkan kemungkinan kondisi lain seperti infeksi jamur atau psoriasis. Pemeriksaan lain seperti tes darah juga dapat dilakukan untuk menilai tingkat inflamasi atau kondisi imunologis tertentu. Penting bagi pasien untuk memberikan informasi lengkap mengenai riwayat kesehatan dan faktor lingkungan yang berhubungan agar diagnosis dapat dilakukan secara akurat.
Perbedaan Dermatitis Numularis dengan Kondisi Kulit Lainnya
Dermatitis numularis memiliki ciri khas berupa bercak bulat atau oval yang bersifat inflamasi dan bersisik, berbeda dengan kondisi kulit lain seperti psoriasis, eksim, atau infeksi jamur. Psoriasis biasanya menimbulkan bercak berwarna merah dengan lapisan tebal bersisik perak yang lebih tegas dan tidak berbentuk bulat secara konsisten. Sedangkan eksim cenderung muncul sebagai bercak yang lebih luas, basah, dan sering disertai luka atau lecet, biasanya disebabkan oleh reaksi alergi atau iritasi tertentu.
Infeksi jamur, seperti kandidiasis atau tinea corporis, sering kali menimbulkan bercak yang bersisik dan gatal, namun biasanya memiliki pola bercak yang lebih terpusat dan bercak-bercak yang lebih menyebar dengan tepi yang lebih jelas. Perbedaan utama lainnya adalah dermatitis numularis cenderung muncul sebagai bercak bulat yang berkelompok dan berkembang secara perlahan, sementara kondisi lain memiliki pola penyebaran yang berbeda. Pemeriksaan klinis dan tes tambahan akan membantu membedakan dermatitis ini dari kondisi kulit lain sehingga penanganan yang tepat bisa dilakukan.
Pengobatan Medis untuk Mengatasi Dermatitis Numularis
Pengobatan dermatitis numularis biasanya melibatkan penggunaan obat topikal yang mengandung kortikosteroid untuk mengurangi inflamasi dan rasa gatal. Selain itu, pelembap kulit yang lembut dan bebas iritan sangat dianjurkan untuk menjaga kelembapan kulit dan mencegah kekeringan yang memperparah kondisi. Pada kasus yang lebih parah, dokter mungkin meresepkan obat sistemik seperti antihistamin untuk mengurangi rasa gatal atau obat imunomodulator tertentu jika inflamasi cukup berat.
Terapi lain yang bisa dilakukan adalah fototerapi, yaitu paparan sinar ultraviolet yang membantu mengurangi inflamasi dan mempercepat proses