Otosklerosis: Penyakit Pendengaran yang Perlu Diketahui

Otosklerosis adalah kondisi medis yang memengaruhi

bagian dalam telinga dan menyebabkan gangguan pendengaran. Penyakit ini terjadi ketika tulang-tulang kecil di telinga tengah, terutama tulang stapes (atau sanggurdi), mulai mengalami pengerasan atau pembentukan tulang yang abnormal. Proses tersebut menghambat kemampuan tulang stapes untuk bergetar dengan bebas, yang pada gilirannya memengaruhi kemampuan pendengaran seseorang.

Otosklerosis lebih sering terjadi pada orang dewasa

muda, khususnya pada wanita, dan dapat berkembang perlahan seiring waktu. Kondisi ini bisa terjadi pada satu telinga atau kedua telinga, meskipun dalam sebagian besar kasus, otosklerosis hanya memengaruhi satu telinga terlebih dahulu.
Gejala Otosklerosis
Gangguan Pendengaran Bertahap
Gejala utama otosklerosis adalah gangguan pendengaran yang terjadi secara bertahap. Penderita mungkin mulai merasa bahwa suara-suara tertentu semakin sulit didengar, khususnya suara dengan frekuensi tinggi. Hal ini dapat memengaruhi komunikasi sehari-hari dan kualitas hidup seseorang.
Pada awalnya, penderita otosklerosis mungkin hanya mengalami gangguan pendengaran ringan yang semakin memburuk seiring waktu. Dalam beberapa kasus, gangguan pendengaran dapat berkembang menjadi tuli total jika tidak diatasi.
Tinnitus atau Berdengung di Telinga
Selain gangguan pendengaran, otosklerosis juga dapat menyebabkan tinnitus atau rasa berdengung di telinga. Sensasi ini bisa sangat mengganggu, membuat penderita merasa tidak nyaman atau stres. Tinnitus sering kali mengindikasikan bahwa otosklerosis sudah memengaruhi telinga lebih dalam dan memerlukan penanganan medis.
Sensasi Pusing atau Vertigo
Meskipun tidak umum, beberapa penderita otosklerosis juga melaporkan sensasi pusing atau vertigo, terutama jika kondisi ini mengganggu keseimbangan telinga bagian dalam. Vertigo dapat membuat seseorang merasa seperti berputar atau kehilangan keseimbangan.
Penyebab dan Faktor Risiko Otosklerosis
Penyebab Otosklerosis
Penyebab pasti otosklerosis belum sepenuhnya dipahami, tetapi kondisi ini diyakini dipengaruhi oleh faktor genetik. Dalam beberapa kasus, otosklerosis bisa diturunkan dalam keluarga. Jika seseorang memiliki anggota keluarga yang menderita otosklerosis, maka kemungkinan mereka juga mengalami hal yang sama lebih tinggi.
Selain faktor genetik, infeksi virus, seperti infeksi gondongan (mumps), juga dapat meningkatkan risiko terjadinya otosklerosis. Walaupun infeksi virus bukan penyebab langsung, beberapa penelitian menunjukkan bahwa virus dapat memperburuk kondisi ini pada individu yang sudah memiliki kecenderungan genetik.
Faktor Risiko
Faktor risiko lain yang bisa meningkatkan kemungkinan seseorang mengembangkan otosklerosis meliputi:
Usia: Otosklerosis sering berkembang pada usia remaja atau dewasa muda.
Jenis Kelamin: Wanita lebih rentan terhadap otosklerosis dibandingkan pria.
Kehamilan: Beberapa wanita melaporkan bahwa gejala otosklerosis mereka memburuk selama atau setelah kehamilan.
Riwayat Keluarga: Otosklerosis dapat diturunkan dalam keluarga, menjadikan individu yang memiliki keluarga dengan kondisi ini lebih berisiko.
Diagnosis dan Pengobatan Otosklerosis
Diagnosis
Untuk mendiagnosis otosklerosis, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik, tes pendengaran, dan mungkin beberapa tes tambahan seperti audiometri untuk mengukur kemampuan mendengar pasien pada berbagai frekuensi. Dokter juga dapat melakukan tes impedansi akustik untuk memeriksa fungsi telinga tengah dan memastikan apakah ada masalah pada tulang stapes.
Pemeriksaan pencitraan seperti CT scan atau MRI kadang-kadang digunakan untuk mengevaluasi kerusakan pada struktur telinga dalam dan memastikan diagnosis otosklerosis.
Pengobatan Otosklerosis
Pengobatan untuk otosklerosis bervariasi tergantung pada tingkat keparahan kondisi. Beberapa pilihan pengobatan meliputi:
Alat Bantu Dengar
Jika gangguan pendengaran yang dialami tidak cukup serius, alat bantu dengar bisa membantu meningkatkan kemampuan mendengar. Perangkat ini berfungsi dengan memperkuat suara sehingga lebih mudah diketemukan oleh penderita.
Obat-obatan
Dalam beberapa situasi, dokter mungkin akan meresepkan obat-obatan, seperti fluorin untuk memperlambat perkembangan pengerasan tulang pada telinga. Namun, pengobatan ini tidak selalu menunjukkan efektivitas pada setiap pasien.
Operasi Stapedektomi
Untuk individu yang mengalami gangguan pendengaran yang serius, prosedur bedah seperti stapedektomi dapat dilakukan. Dalam proses ini, tulang stapes yang kaku diganti dengan prostesis buatan untuk memperbaiki fungsi pendengaran. Stapedektomi sering kali berhasil mengembalikan sebagian besar pendengaran pada pasien otosklerosis.
Implan Koklea
Jika otosklerosis mengakibatkan kehilangan pendengaran yang sangat berat dan tidak bisa diperbaiki dengan alat bantu dengar, dokter mungkin akan mempertimbangkan pemasangan implan koklea, sebuah perangkat yang merangsang saraf pendengaran secara langsung.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *