Tuberkulosis (TB) tetap menjadi salah satu penyakit menular paling mematikan di dunia, meskipun telah ada kemajuan signifikan dalam diagnosis dan pengobatan selama beberapa dekade terakhir. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah mengangkat kekhawatiran mengenai konsekuensi dari pengurangan pendanaan yang mengancam untuk membalikkan kemajuan dalam perjuangan global melawan TB. Dengan adanya kesenjangan pendanaan yang semakin besar, pertempuran melawan penyakit yang menghancurkan ini berisiko, dan jutaan nyawa bisa terpengaruh sebagai akibatnya.
Kondisi Tuberkulosis di Seluruh Dunia
Tuberkulosis, yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis, terutama mempengaruhi paru-paru, tetapi dapat menyebar ke bagian tubuh lainnya. Meskipun TB dapat diobati, penyakit ini tetap menjadi ancaman kesehatan global, terutama di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah, di mana akses ke layanan kesehatan terbatas.
Menurut Laporan Global Tuberkulosis WHO, diperkirakan ada 10 juta kasus TB baru pada tahun 2020, dengan 1,4 juta kematian akibat penyakit ini. Angka-angka ini menegaskan fakta bahwa TB terus menjadi salah satu penyebab utama morbiditas dan mortalitas, terutama di wilayah seperti Afrika dan Asia.
Salah satu tren yang paling mengkhawatirkan dalam beberapa tahun terakhir adalah munculnya strain TB yang resisten terhadap obat, yang lebih sulit dan mahal untuk diobati. Kenaikan TB resisten multidrug (MDR-TB) dan TB resisten obat secara ekstensif (XDR-TB) telah semakin mempersulit upaya pengendalian penyakit ini, menjadikannya semakin penting agar pendanaan dan sumber daya global terus mendukung penelitian, pencegahan, dan pengobatan TB.
Dampak Pengurangan Pendanaan pada Program TB
WHO telah mengeluarkan peringatan tajam bahwa pengurangan pendanaan untuk program tuberkulosis di seluruh dunia secara signifikan menghambat upaya untuk mengendalikan dan menghilangkan penyakit ini. Meskipun TB merupakan salah satu penyebab utama kematian secara global, pendanaan untuk pencegahan, diagnosis, dan pengobatan TB tidak memenuhi tingkat yang diperlukan untuk mencapai target kesehatan internasional.
Pada tahun 2021, pendanaan global untuk program TB sangat terpengaruh oleh pandemi COVID-19 yang sedang berlangsung, yang mengalihkan perhatian dan sumber daya dari penyakit menular lainnya. Akibatnya, layanan TB terganggu, yang menyebabkan penurunan jumlah orang yang didiagnosis dan diobati. Dengan tekanan ekonomi akibat pandemi, banyak negara terpaksa mengurangi pendanaan untuk program TB, yang semakin memperburuk situasi.
WHO telah menekankan bahwa tingkat pendanaan saat ini tidak mencukupi untuk memenuhi Strategi Akhiri TB, yang bertujuan untuk mengurangi kematian TB sebesar 95% dan kasus baru sebesar 90% pada tahun 2035. Tanpa komitmen keuangan yang lebih besar, tujuan untuk menghilangkan tuberkulosis sebagai ancaman kesehatan masyarakat akan tetap tidak terjangkau.
Konsekuensi Dari Pendanaan yang Tidak Memadai
Pengurangan pendanaan untuk TB bukan hanya masalah angka; ini memiliki konsekuensi di dunia nyata bagi orang-orang yang hidup dengan penyakit tersebut. Banyak negara, terutama yang memiliki beban TB tinggi, sangat bergantung pada pendanaan eksternal untuk pengobatan dan perawatan pasien TB. Pemotongan pendanaan dapat menyebabkan:
- Lebih Sedikit Orang Menerima Perawatan: Jika pendanaan terus menurun, lebih sedikit orang akan memiliki akses ke perawatan TB yang menyelamatkan nyawa. Hal ini dapat menyebabkan tingkat kematian yang lebih tinggi, terutama di daerah di mana TB sudah menjadi masalah kesehatan masyarakat yang signifikan.
- Meningkatnya Resistensi Obat: Pendanaan yang tidak memadai untuk pencegahan dan perawatan TB dapat mengakibatkan peningkatan strain TB yang resisten terhadap obat. MDR-TB dan XDR-TB lebih sulit dan mahal untuk diobati, dan jika dibiarkan tanpa pengawasan, dapat membuat TB semakin sulit untuk dikendalikan di masa depan.
- Peningkatan Penularan: Tanpa pendanaan yang memadai untuk program pencegahan, TB akan terus menyebar, terutama di populasi yang padat dan rentan. Penularan TB dapat dikurangi melalui deteksi dini, isolasi pasien yang menular, dan perawatan yang tepat, semuanya memerlukan pendanaan dan sumber daya yang berkelanjutan.
- Gangguan Layanan TB Global: Di banyak negara, dana yang dialokasikan untuk program TB juga mendukung layanan vital seperti diagnostik laboratorium, penelusuran kontak, dan penyuluhan masyarakat. Pemotongan dana dapat menyebabkan keruntuhan layanan ini, sehingga menyulitkan untuk mendeteksi dan merespons kasus baru.
Kebutuhan untuk Meningkatkan Investasi Global
Untuk mengubah dampak pemotongan dana, WHO dan organisasi kesehatan global lainnya menyerukan peningkatan dramatis dalam investasi untuk pengendalian tuberkulosis. Secara khusus, komunitas kesehatan global mendesak pemerintah donor, organisasi internasional, dan mitra sektor swasta untuk memenuhi komitmen keuangan mereka dan memberikan dukungan yang diperlukan untuk memastikan bahwa program TB didanai dengan baik.
Peran Inovasi dalam Memerangi TB
Selain pendanaan, ada pengakuan yang berkembang bahwa inovasi memainkan peran kritis dalam mengatasi tuberkulosis. Kemajuan dalam teknologi diagnostik, pengobatan baru, dan vaksin sangat penting dalam perjuangan melawan TB. Global Fund, bersama organisasi lain, sedang berinvestasi dalam penelitian dan pengembangan untuk meningkatkan diagnostik dan pengobatan TB, serta mengembangkan vaksin yang dapat mencegah penyebaran penyakit.
Dengan regimen obat baru, diagnostik yang lebih baik, dan potensi untuk vaksin TB, ada harapan untuk pengelolaan penyakit yang lebih baik. Namun, inovasi ini memerlukan pendanaan yang memadai agar dapat menjangkau mereka yang paling membutuhkannya.
Kesimpulan
Perjuangan global melawan tuberkulosis berada di persimpangan kritis. Meskipun sudah ada kemajuan dalam mengatasi TB, pemotongan dana mengancam untuk membalikkan pencapaian yang diperoleh dengan susah payah dalam beberapa tahun terakhir. Peringatan dari WHO menyoroti kebutuhan mendesak akan dukungan keuangan yang berkelanjutan untuk mempertahankan program pengendalian TB, terutama di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah di mana beban penyakitnya paling tinggi.
Sangat penting bahwa komunitas internasional bertindak cepat untuk meningkatkan investasi dalam pencegahan, diagnosis, dan perawatan TB. Dengan pendanaan yang memadai, adalah mungkin untuk membuat kemajuan signifikan dalam menghentikan epidemi TB dan mencegah kematian lebih lanjut. Namun tanpa itu, dunia berisiko melihat munculnya bentuk penyakit yang lebih resisten, penularan yang lebih besar, dan kemunduran dalam kemajuan kesehatan global.
Demi jutaan nyawa, perjuangan global melawan tuberkulosis harus tetap menjadi prioritas utama.