Penyakit Pica: Gangguan Makan yang Berbahaya

Pica adalah kondisi medis yang membuat seseorang

memiliki dorongan untuk mengonsumsi objek-objek yang tidak dapat dimakan atau tidak memiliki nilai gizi, seperti tanah, kapur, rambut, sabun, atau cat. Meskipun seringkali dianggap sebagai kebiasaan yang aneh, pica adalah gangguan makan yang serius dan dapat menyebabkan risiko kesehatan yang besar. Artikel ini akan membahas mengenai pica, gejalanya, penyebabnya, serta cara penanganannya.

Apa Itu Pica?

Pica adalah gangguan makan yang jarang namun berbahaya, di mana seorang individu secara terus-menerus mengonsumsi benda-benda yang tidak dapat dimakan atau bukan merupakan makanan. Kondisi ini dapat berlangsung untuk waktu yang lama, bahkan bertahun-tahun, dan dapat memengaruhi siapapun, meskipun lebih sering terlihat pada anak-anak, perempuan hamil, dan individu dengan gangguan perkembangan atau mental.
Pica bukan sekadar kebiasaan aneh, melainkan merupakan masalah kesehatan yang memerlukan perhatian medis. Mengonsumsi benda-benda non-makanan dapat mengakibatkan keracunan, infeksi, atau kerusakan organ, tergantung pada jenis benda yang dimakan.
Gejala Pica
Gejala utama pica adalah kebiasaan makan benda-benda yang tidak biasa, dan ini dapat mencakup:
Makan Tanah atau Debu
Beberapa individu dengan pica memiliki kebiasaan untuk mengonsumsi tanah atau debu, sebuah perilaku yang dikenal dengan istilah “geofagi”. Ini sering ditemukan pada anak-anak atau orang yang mengalami gangguan mental.
Mengonsumsi Benda-Benda Tak Bernutrisi
Individu dengan pica mungkin memiliki keinginan untuk mengonsumsi benda-benda seperti kapur, cat, rambut, tanah liat, atau kertas. Dalam beberapa keadaan, mereka juga dapat menelan benda-benda berbahaya lainnya seperti sabun atau logam.
Menginginkan Makanan dengan Tekstur atau Bau Tidak Biasa
Beberapa orang mungkin tertarik untuk mengonsumsi makanan dengan tekstur atau aroma yang tidak biasa, seperti tepung atau tepung terigu mentah, yang dapat berbahaya jika dikonsumsi dalam jumlah besar.
Gejala ini sering sulit untuk dikenali sebagai pica jika hanya terjadi sesekali. Namun, ketika kebiasaan mengonsumsi benda non-makanan berlangsung lama, itu dapat menjadi indikasi adanya gangguan pica.

Penyebab Penyakit Pica

Penyebab pasti pica belum sepenuhnya dipahami, tetapi beberapa faktor dapat berkontribusi terhadap perkembangan kondisi ini, termasuk:
Kekurangan Nutrisi
Beberapa ahli berpendapat bahwa pica dapat terkait dengan kekurangan nutrisi penting dalam tubuh, seperti zat besi, seng, atau kalsium. Dalam beberapa situasi, kekurangan gizi dapat memicu dorongan untuk mengonsumsi benda non-makanan sebagai cara tubuh berusaha mengatasi kekurangan tersebut.
Gangguan Psikologis atau Mental
Pica sering kali ditemukan pada individu yang memiliki gangguan mental atau perkembangan seperti autisme, gangguan obsesif-kompulsif (OCD), atau gangguan perilaku. Tekanan emosional, stres, atau trauma juga dapat menjadi pemicu perilaku mengonsumsi benda non-makanan.
Kehamilan
Pica lebih umum terjadi pada wanita hamil, khususnya pada trimester pertama. Dalam beberapa kasus, wanita hamil mungkin memiliki keinginan kuat untuk mengonsumsi benda-benda yang aneh seperti tanah atau kapur. Meskipun penyebabnya tidak sepenuhnya jelas, perubahan hormonal dan kekurangan nutrisi bisa berperan.
Kebiasaan atau Perilaku
Pada sebagian individu, pica mungkin dimulai sebagai kebiasaan yang tidak berbahaya namun berkembang menjadi perilaku yang lebih serius seiring waktu. Beberapa orang mungkin mendapatkan kepuasan atau hiburan dari mengonsumsi benda-benda non-makanan.

Dampak dan Bahaya Pica

Pica dapat memiliki berbagai dampak negatif bagi kesehatan, tergantung pada jenis benda yang dikonsumsi. Beberapa komplikasi yang mungkin muncul meliputi:
Keracunan
Mengonsumsi zat-zat berbahaya seperti cat, logam, atau bahan kimia dapat mengakibatkan keracunan yang serius. Sebagai contoh, mengonsumsi timbal yang terdapat dalam cat tua dapat mengakibatkan keracunan timbal, yang sangat berbahaya, terutama untuk anak-anak.
Infeksi
Mengonsumsi tanah atau benda yang terkontaminasi dapat mengakibatkan infeksi bakteri atau parasit. Infeksi ini dapat menimbulkan masalah pencernaan, gangguan pernapasan, atau bahkan penyakit yang lebih serius seperti disentri atau malaria.
Kerusakan Organ Tubuh
Mengonsumsi benda-benda keras seperti batu atau logam dapat merusak gigi, mulut, atau saluran pencernaan. Kadang-kadang, benda yang ditelan dapat menyebabkan penyumbatan di saluran pencernaan, yang memerlukan prosedur medis untuk mengeluarkannya.
Gangguan Pencernaan
Pica juga dapat mengakibatkan gangguan pencernaan, termasuk sembelit atau diare, terutama jika penderita mengonsumsi bahan-bahan yang sulit dicerna oleh tubuh.

Penanganan dan Pengobatan Pica

Penanganan pica bergantung pada penyebab yang mendasarinya. Beberapa pendekatan yang dapat diterapkan untuk mengobati pica meliputi:
Terapi Nutrisi
Jika pica disebabkan oleh kekurangan nutrisi, penanganan dapat mencakup pemberian suplemen atau perubahan pola makan untuk memastikan tubuh memperoleh cukup zat gizi yang diperlukan.
Terapi Psikologis
Bagi individu yang mengalami gangguan mental atau emosional, terapi perilaku kognitif atau terapi psikologis lainnya dapat membantu mengatasi keinginan untuk mengonsumsi benda non-makanan. Terapi ini dapat membantu penderita belajar mengelola stres dan kecemasan yang mungkin memicu perilaku tersebut.
Pengawasan Medis
Dalam beberapa kasus, terutama jika pica menyebabkan keracunan atau infeksi, pengawasan medis dan perawatan intensif diperlukan untuk mengatasi komplikasi yang muncul.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *