WHO Sebut TB Kembali Jadi Penyakit Menular yang Mematikan

Tuberkulosis (TB) telah lama menjadi salah satu penyakit menular yang paling mematikan di dunia. Namun, meskipun upaya pengendalian TB terus dilakukan di berbagai negara, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) baru-baru ini mengungkapkan bahwa TB kembali menjadi penyakit menular yang mematikan dan mengkhawatirkan dalam konteks kesehatan global. Artikel ini akan membahas mengapa TB kembali menjadi ancaman serius, gejala dan penyebabnya, serta upaya yang dapat dilakukan untuk mengendalikan penyebarannya.

1. Penyebab Kembalinya TB sebagai Ancaman Global

Penyebaran tuberkulosis (TB) yang semakin meningkat pada beberapa tahun terakhir menjadi perhatian besar bagi WHO. Meskipun TB bisa diobati dengan antibiotik, infeksi ini kembali menunjukkan angka kematian yang tinggi, bahkan menjadi salah satu penyebab kematian tertinggi di dunia yang disebabkan oleh penyakit menular. Salah satu faktor yang menyebabkan kembalinya TB sebagai ancaman besar adalah resistensi terhadap obat.

Saat ini, terdapat banyak kasus TB yang resistan terhadap obat, yang berarti bakteri penyebab TB tidak dapat diobati dengan antibiotik standar. Ini terjadi karena penggunaan obat yang tidak tepat atau tidak lengkap dalam proses pengobatan, sehingga bakteri berkembang menjadi lebih kuat dan tidak dapat dibunuh oleh obat-obatan yang biasanya efektif. TB resistan obat (TB-RO) kini menjadi tantangan besar, mengingat pengobatan yang lebih lama, lebih mahal, dan lebih sulit dilakukan.

Selain itu, pandemi COVID-19 juga memperburuk situasi. Pembatasan sosial yang diterapkan di banyak negara menyebabkan gangguan dalam diagnosis dan pengobatan TB, sementara sistem kesehatan yang terfokus pada penanggulangan COVID-19 mengurangi perhatian terhadap TB. Akibatnya, banyak pasien yang tidak mendapatkan perawatan yang diperlukan atau terlambat dalam diagnosis, memperburuk kondisi mereka.

2. Gejala dan Penyebaran Tuberkulosis

TB adalah infeksi yang paling sering menyerang paru-paru, meskipun dapat menyerang organ tubuh lainnya, seperti ginjal, tulang, dan sistem saraf. Gejala utama yang perlu diwaspadai adalah:

  • Batuk berdahak yang berlangsung lebih dari 3 minggu.
  • Dahak bercampur darah.
  • Demam, terutama pada malam hari.
  • Penurunan berat badan secara drastis.
  • Keringat malam yang berlebihan.
  • Kelelahan yang tidak biasa.

Penyakit ini menyebar melalui aerosol yang terbentuk ketika penderita TB batuk atau bersin. Seseorang yang terpapar bakteri TB dapat terinfeksi jika mereka menghirup partikel kecil dari udara yang mengandung kuman TB. Oleh karena itu, TB sangat mudah menular di tempat-tempat yang padat penduduk atau tidak ventilasi, seperti rumah, fasilitas kesehatan, dan penjara.

Jika tidak diobati dengan baik, TB dapat menyebabkan kerusakan permanen pada organ tubuh dan bahkan berujung pada kematian. Oleh karena itu, diagnosis yang cepat dan pengobatan yang tepat sangat penting dalam mencegah penyebaran lebih lanjut.

3. Upaya Pengendalian dan Pencegahan TB

WHO dan berbagai lembaga kesehatan lainnya terus berupaya untuk mengendalikan penyebaran TB, terutama di negara-negara dengan angka kasus yang tinggi. Beberapa langkah penting yang dapat diambil dalam pencegahan dan pengendalian TB adalah:

a. Diagnosa Dini dan Pengobatan yang Tepat

Pengobatan TB yang efektif memerlukan penggunaan antibiotik secara rutin dan dalam waktu yang tepat. Pasien harus menyelesaikan seluruh rangkaian pengobatan yang diresepkan untuk memastikan bakteri TB benar-benar mati dan mencegah resistensi obat. Dengan deteksi dini dan pengobatan yang tepat, peluang untuk sembuh dari TB meningkat signifikan.

b. Pencegahan pada Kontak Dekat

Individu yang memiliki riwayat kontak dekat dengan pasien TB harus segera diperiksa untuk mengetahui apakah mereka terinfeksi. Tindakan pencegahan, seperti pemberian obat profilaksis kepada mereka yang berisiko, dapat membantu mencegah penularan lebih lanjut.

c. Penyuluhan dan Edukasi Masyarakat

Edukasi mengenai gejala, cara penularan, dan pencegahan TB sangat penting agar masyarakat lebih sadar akan penyakit ini. Penyuluhan dapat dilakukan melalui kampanye kesehatan masyarakat, sehingga lebih banyak orang yang memeriksakan diri secara dini jika mengalami gejala-gejala yang mencurigakan.

d. Meningkatkan Akses ke Layanan Kesehatan

Meningkatkan akses masyarakat terhadap layanan kesehatan yang memadai sangat penting dalam mengatasi TB. Pemerintah dan lembaga kesehatan harus memastikan bahwa pengobatan TB tersedia secara gratis atau terjangkau, agar semua lapisan masyarakat dapat mengakses perawatan yang diperlukan.

4. Kesimpulan

Tuberkulosis (TB) kembali menjadi penyakit menular yang mematikan setelah mengalami peningkatan kasus dalam beberapa tahun terakhir, terutama akibat munculnya resistensi terhadap obat dan gangguan pengobatan yang disebabkan oleh pandemi COVID-19. Meski demikian, dengan diagnosis dini, pengobatan yang tepat, serta pencegahan yang lebih baik, kita masih memiliki peluang untuk mengendalikan penyebaran TB dan mengurangi angka kematian yang ditimbulkan.

Oleh karena itu, penting bagi setiap individu untuk selalu waspada terhadap gejala TB, menjaga kebersihan diri dan lingkungan, serta segera mencari pengobatan jika mengalami gejala-gejala yang mencurigakan. Pemerintah dan masyarakat harus bekerja sama untuk mencegah TB menjadi ancaman kesehatan yang lebih besar lagi di masa depan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *