
Chikungunya merupakan penyakit yang diakibatkan oleh
virus chikungunya yang ditransmisikan melalui gigitan nyamuk Aedes, seperti Aedes aegypti dan Aedes albopictus. Penyakit ini awalnya diidentifikasi di Tanzania pada tahun 1952, dan sejak saat itu telah menyebar ke berbagai negara di seluruh dunia, terutama di daerah tropis dan subtropis.
Istilah “chikungunya” berasal dari bahasa Makonde,
yang artinya “berjalan dengan membungkuk” atau “bergerak dengan susah,” menggambarkan gejala utama dari penyakit ini, yaitu rasa sakit yang intens pada sendi, yang menyebabkan penderitanya kesulitan dalam bergerak.
Gejala dan Dampak Chikungunya
Gejala Utama
Ciri-ciri penyakit chikungunya umumnya mulai muncul dalam waktu 3-7 hari setelah seseorang digigit oleh nyamuk yang terinfeksi. Beberapa gejala utama yang sering dialami oleh mereka yang terkena chikungunya antara lain:
Demam tinggi (39°C hingga 40°C) yang dapat bertahan selama 2 sampai 7 hari.
Rasa sakit pada sendi yang parah (arthralgia), terutama di sendi-sendi kecil seperti pergelangan tangan, siku, lutut, dan pergelangan kaki. Rasa sakit ini bisa bertahan lama, bahkan berbulan-bulan.
Ruam kulit yang muncul setelah beberapa hari demam, biasanya berupa bercak merah atau ruam yang gatal.
Nyeri otot yang menyertai demam.
Sakit kepala dan kelelahan yang bisa berlanjut lama setelah gejala utama mulai mereda.
Walaupun chikungunya bukan merupakan penyakit yang mengancam jiwa, rasa sakit akibat peradangan sendi bisa sangat mengganggu aktivitas sehari-hari. Dalam beberapa kasus, kelelahan dan nyeri sendi dapat bertahan meskipun demam sudah reda.
Komplikasi yang Dapat Muncul
Sebagian besar individu yang terpapar chikungunya akan sembuh sepenuhnya dalam beberapa minggu, tetapi ada beberapa orang, terutama yang sudah lanjut usia atau memiliki kondisi medis tertentu, dapat mengalami komplikasi. Beberapa masalah yang mungkin muncul termasuk:
Kerusakan jangka panjang pada sendi, seperti arthritis, yang dapat menyebabkan rasa sakit dan pembengkakan yang berkepanjangan.
Gangguan neurologis yang jarang terjadi, seperti kejang atau masalah pada sistem saraf.
Masalah jantung seperti perikarditis (peradangan pada kantung jantung) yang terjadi pada sejumlah kecil orang yang jarang terpapar.
Meskipun demikian, komplikasi ini cukup jarang terjadi dan sebagian besar pasien dapat pulih sepenuhnya dengan perawatan yang sesuai.
Penularan dan Pencegahan Chikungunya
Cara Penularan
Virus chikungunya menyebar melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti atau Aedes albopictus yang telah terinfeksi. Nyamuk ini cenderung menggigit pada siang hari, terutama di waktu pagi dan sore. Nyamuk betina yang telah terinfeksi virus akan mentransmisikannya kepada manusia melalui gigitan.
Setelah nyamuk menggigit seseorang yang terinfeksi, nyamuk tersebut dapat membawa virus dan menyebarkannya kepada individu lain yang digigit dalam beberapa hari ke depan. Oleh karena itu, penularan terjadi melalui kontak langsung dengan nyamuk yang terinfeksi.
Pencegahan Chikungunya
Langkah utama untuk mencegah penyakit chikungunya adalah dengan menghindari gigitan nyamuk. Beberapa tindakan yang dapat dilakukan untuk menghindari penularan chikungunya meliputi:
Menggunakan pelindung seperti repelan nyamuk yang mengandung DEET (N,N-Dietil-meta-toluamida) pada kulit yang terbuka.
Menggunakan kelambu saat tidur, terutama di wilayah yang rawan gigitan nyamuk.
Memakai pakaian pelindung, seperti baju panjang yang menutupi kulit, terutama ketika berada di luar ruangan di area dengan banyak nyamuk.
Menghilangkan tempat perkembangbiakan nyamuk dengan cara menguras tempat penampungan air, seperti bak mandi, ember, atau pot bunga yang dapat menampung air hujan, karena dapat menjadi sarang bagi nyamuk bertelur.
Menyemprotkan insektisida di lingkungan sekitar untuk mengurangi jumlah nyamuk di dalam rumah. Selain itu, bagi individu yang mengalami gejala chikungunya, sangat dianjurkan untuk menghindari kegiatan di luar, terutama di area yang banyak terdapat nyamuk, untuk meminimalkan risiko penularan lebih lanjut.
Perawatan Chikungunya
Saat ini, tidak ada pengobatan khusus yang dapat menyembuhkan chikungunya. Terapi biasanya bertujuan untuk meredakan gejala dan memberikan kenyamanan kepada pasien. Beberapa langkah yang dapat dilakukan dalam pengobatan meliputi:
Menggunakan obat pereda nyeri seperti paracetamol atau ibuprofen untuk mengurangi rasa sakit pada sendi dan demam.
Meningkatkan konsumsi cairan agar terhindar dari dehidrasi akibat demam tinggi.
Memberikan cukup waktu untuk istirahat guna mempercepat proses penyembuhan dan mengurangi kelelahan.
Sebagian besar orang yang terinfeksi akan pulih dalam beberapa minggu, namun bagi mereka yang merasakan nyeri sendi yang berkepanjangan, perawatan tambahan seperti fisioterapi mungkin akan diperlukan.